DURI (RIAUPOS.CO) - Guna mengantisipasi gizi buruk pada balita, Pemerintah Desa Air Kulim, Kecamatan Bathin Solapan, menggelar Rembuk Stunting di Aula Kantor Desa, Selasa (11/10).
Rembuk Stunting yang melibatkan seluruh elemen terkait hingga kepala desa, yang menjadi lokus stunting. Kegiatan ini sebagai langka penting yang harus dilakukan pemerintah desa, untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama.
Rembuk Stunting Desa Air Kulim secara resmi dibuka oleh Kepala Desa Air Kulim Syahril MR, dihadiri Kepala Puskesmas Balai Makam, Korcam P3MD, PLD, bidan desa, TPK Penurunan Stunting Desa, kader Posyandu, kepala dusun, ketua RT dan RW se-Desa Air Kulim, serta undangan lainnya.
Kepala Desa Air Kulim Syahril MR mengatakan, stunting ini merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
''Program pencegahan stunting ini merupakan program nasional yang berjenjang yang melibatkan semua elemen. Dan ini menunjukkan betapa pentingnya persoalan stunting,'' ucap Syahril.
Selain itu Kades juga mengungkapkan, Rembuk Stunting Desa Air Kulim adalah kegiatan sosialisasi dan rencana pengadaan timbangan berat dan tinggi badan balita di 4 posyandu balita Desa Air Kulim. ''Dari kegiatan ini dapat dilaksanakan secara terencana sehingga hasil yang dicapai dapat mengurangi atau menekan jumlah stunting,'' jelasnya.
Kades Air Kulim juga berharap, melalui kegiatan Rembuk Stunting ini masyarakat bisa memahami betapa pentingnya mencegah stunting pada anak. Dan langkah mencegah stunting dimulai dari kesadaran diri bersama selaku orang tua untuk selalu memperhatikan anak anaknya, dengan memberikan asupan nutrisi yang cukup.(ksm)