DURI (RIAUPOS.CO) - Proyek Optimalisasi Saluran Drainase di Parit Hang Tuah, RT4/RW12 Kelurahan Duri Barat, Kecamatan Mandau yang saat ini dalam proses pengerjaan diragukan kekuatannya oleh warga setempat
Pasalnya di lokasi pembangunan turap beton tersebut merupakan saluran air yang cukup besar dari arah Pasar Duri menuju ke Sungai Rangau. Ditambah lagi jika kondisi banjir ketinggian air mencapai 1 meter lebih dan merendam rumah warga.
Dari pantauan di lapangan, saat masuk ke lokasi pembangunan turap beton tidak terlihat papan plang proyek yang anggaran miliran rupiah tersebut. Kegiatan pembangunan turap beton terletak persis di samping Jalan Hang Tuah, Duri dan membelah jalan tersebut.
Bahkan di sisi kanan turap beton terdapat bangunan ruko tempat cucian kendaraan bermotor. Ruko yang letaknya sangat dekat dengan drainase yang lebarnya mencapai 4 meter tersebut terlihat tebingnya sudah runtuh sampai ke bagian dinding ruko.
Para pekerja yang mengerjaan pembangunan turap beton sebagai penahan abrasi sepanjang parit tersebut masih mengerjakan bagian turap yang menggunakan peralatan secara manual.
Sedangkan di bagian ujung parit juga terlihat alat berat sedang menggali bagian tengah parit dan juga pemasangan tiang beton. Apalagi proyek tersebut harus selesai tepat waktu atau selama 135 hari kalender, dengan anggaran Rp8,7 miliar lebih.
Anggaran yang bersumber dari APBD 2022 di Dinas PUPR Bengkalis dikerjakan oleh CV Ardi Bina Sarana, dan Konsultan Pengawas CV Buhara Persada. Proyek Optimalisasi Saluran Dranase untuk 8 titik di Kota Duri Kecamatan Mandau dan salah satu titik yang terberatnya adalah di Kelurahan Duri Barat.
Dari pantauan di lapangan juga terlihat, bagian dinding beton drainase yang sudah siap terpasang juga dikhawatirkan bakal jebol. Ini jika melihat kondisi air yang sangat kencang. Bahkan bagian besi tembok yang belum di cor juga terlihat tidak menyambung dibagian balok beton pondasi turap beton tersebut.
"Memang seperti itu besinya, nantik disambung di bagian besi yang sudah ditancapkan di balok beton dan ini pasti kuat," ujar salah seorang pekerja proyek yang ditanya tentang kekuatan besi warmes yang dihubungkan ke balok dasar drainase.
Sedangkan Andi, salah seorang warga yang dijumpai di lokasi proyek menilai, dengan kondisi lokasi parit yang sering terjadi banjir dan meluapnya air di anak sungai tersebut, maka sangat disangsikan kekokohan turap drainase yang terbuat dari beton.
"Kami khawatir setelah dibangun tembok beton drainase ini bakal jebol alias runtuh. Tentu kalau ini terjadi sangat disayangkan," ujarnya.
Sementara itu, pelaksana lapangan CV Ardi Bina Sarana, Riko yang dijumpai di lokasi proyek menyebutkan, pembangunan yang dilakukan di lokasi ini termasuk lokasi yang agak berat. Dari 8 titik proyek Optimalisasi Saluran Drainase dan 4 di antaranya sudah selesai dikerjakan.
"Ya, sudah ada yang selesai dan kami fokusnya yang di sini (Kelurahan Duri Barat, red). Karena kondisi daerahnya merupakan daerah terendam banjir," ujar Riko sambil menunjuk batas banjir yang pernah merendam rumah warga ketika diguyur hujan dan limpahan air dari aran pasar Duri.
Ia juga menunjukkan plan proyek yang di pampangkan di basecame proyeknya yang tak jauh dari pembangunan turap beton tersebut. Riko mengaku, pekerjaan ini akan selesai tepat waktu sampai akhir Desember 2022. Namun karena kondisi cuaca yang tak menentu, tentu pembangunanya sedikit mengalami kendala.
"Tapi kita akan kerahkan semua kekuatan. jika saat tak hujan kita akan menggunaman mesin molen untuk menganduk semen. Jika hujan maka kita akan menggunakan mobil redimek agar cepat kering," ujarnya.
Terkait kekuaran turap beton yang hanya menggunakan besi warmes yang dibubungkan menggunakan besi yang sudah terpasang di balok beton bagian dasar, Riko menjawab pekerjaan itu sudah sesuai perencanaan awal.
"Ya, sesuai pencanaan. Kita optimis pekerjaanya sesuai waktu yang ditetapkan oleh dinas PUPR Bengkalis," ujarnya.
Sedangkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas PUPR Bengkalis Agustijen yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Selasa (11/10/2022) sore yang mengaku masih berada di lokasi kegiatan di Kota Duri mengatakan, semua pekerjaan yang sedang berlangsung sudah sesuai bastek yang ada.
"Ya, sudah sesuai ketentuan dan ditargetkan 31 Desember ini harus sudah selesai dikerjankan," ujarnya.
Ia menyebutkan, dengan kondisi cauaca yang tak menentu dan ekstrim ini, tentu jika pekerjaanya tidak tepat waktu tentu ada penambahan waktu selama 50 hari kerja, tapi perusahaan diwajibkan membayar denda.
Terkait pekerjaan pembangunan turap beton yang menggunakan warmes yang dihubungkan dengan besi yang sudah ditanam di balok beton, Agustijen mengatakan, itu sudah sesuai bastek yang ada dan warmes dinding turap dihunungkan ke besi yang ada di balok beton dasar drainase.
"Ya, kami mengharapkan pekerjaannya tidak ada kendala dan harus selesai tepat waktu. Tapi karena cuaca tentu bisa diperpanjang kontrak kerjanya sampai selesai dan juga ada jaminan pemeliharaan selama 6 bulan" ujarnya.
Laporan Abu Kasim
Editor: Edwar Yaman