GUNAKAN KAYU GAMBANGAN YANG BERSAMBUNG

Pengerjaan Jalan Lintas Dipertanyakan

Bengkalis | Minggu, 05 Juni 2022 - 10:47 WIB

Pengerjaan Jalan Lintas Dipertanyakan
Kayu gambangan yang disusun pekerja di jalan lintas Desa Kembung Luar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, pekan lalu. (ABU KASIM/RIAU POS)

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - WARGA Desa Kembung Luar Kecamatan Bantan, Bengkalis mempertanyakan pengerjaan jalan lintas desa, yang menghubungkan Desa Kembung Luar dengan Desa Tuk Lancar. Pasalnya jalan yang sedang dalam proses pemgerjaan oleh Dinas PUPR Bengkalis senilai Rp2,4 miliar lebih  tahun anggaran 2022, diduga tidak sesuai bestek. Karena dikerjakan asal-asalan.

Dari pantauan Riau Pos di lapangan, para pekerja yang sedang melakukan kegiatan pengerukan bagian badan jalan dan memasang kayu gambangan, terdapat potongan kayu yang disusun di tengah jalan.


Namun dari ukuran kayu yang dijadikan gambangan tersebut disambung menjadi dua bagian, sehingga dikhawatirkan warga jalan tersebut tidak kuat dilalui beban yang berat.

Seperti yang disampaikan Salam. Ia menilai kayu yang dijadikan gambangan proyek dipertanyakan, karena dikhawatirkan setelah jalan ini selesai dibangun maka ketahanannya tidak berlangsung  lama.


"Ya, secara kasat mata saja kita bisa lihat kayu gambangan yang disusun dipotong menjadi dua bagian, seharusnya disusun selebar jalan yang ada. Ini tidak kayunya dipotong dua, barulah disusun," ujarnya.


Ia menyangsikan kekuatan dan kualitas jalan tersebut setelah selesai dibangun nantinya. Apalagi kontur tanah yang dibangun adalah tanah gabut sangat sangat labil. Salam menyebutkan, di jalan lintas desa ini banyak kendaraan angkutan barang yang melintas dengn tonase yang melebih kapasitas jalan. Tentu kalau setelah dibangun rusak kembali tentu ini sangat disayangkan.
"Ya, kendaraan yang melintas tonase cukup berat, khususnya truk bermuatan TBS sawit dan juga transportasi lain menuju ke sejumlah tambak undang yang ada di aerah Kembung Luar dan Teluk Lancar tentu ini sangat disanksikan kekuatan jalannya," ujarnya.

Ia berharap ini ditinjau lagi sebelum jalanya selesai dibangun dan dilkukan pengaspalan. Karena ini untuk kepentingan jangka panjang yang akan dilewati masyarakat. Tentu pengawasan dari instansi terkait juga harus dilakukan setiap hari, kalau kualitas jalannya baik.

Ia juga melihat,  kayu gambangan yang digunakan ada  yang  dimbil dari kayu yang ada di sebelah jalan milik masyarakat. Seharusnya kayu yang digunakna benar- benar berkualitas, sehingga jalan yang dibangun juga kuat dan tahan lama.

Hal senada juga disampaikan Ketok. Ia menilai jenis kayu yang digunakan untuk gambangan merupakan kayu yang tidak tahan terhadap tanah yang kering.

"Kayu yang dijadikan gambangan merupakan kayu yang tidak kuat untuk beban jalan yang sangat tunggi, di mana kayu jenis mahang dan juga kayu tenggek burung tidak tahan dipendam dalam lahan yang kering, kecuali kayu mahang direndam dalam air, kapanpun akan tahan," ucapnya.

Menurutnya lagi, setelah kayu disusun langsung dilapisi getek dan kemudian ditimbun dengan tanah timbun. Sebagai masyarakat awam saja, ia bisa menilai kekuatan jalanya kalau sudah jadi.

"Kami yakin dua atau tiga bulan setelah dibangun jalan ini akan rusak kembali. Kami  mengharapkan ini harus ditinjau kembali," ujarnya.

Terhadap persoalan itu, Kepala Dinas PUPR Bengkalis Ardiansyah ketika dikonfirmasi wartawan, Jumat (3/6/2022) tidak berada di kantornya.

"Tak tahu Pak. Sejak kemarin belum ada masuk kantor. Saya kurang tahu Pak Kadis dinas  di luar atau entah kemana," ujar salah seorang petugas jaga di bagian pintu masuk kantor Dinas PUPR Bengkalis.

Demikian juga ketika ditanya keberadaan Kepada Bidang Pembangunan Jembatan dan Jalan selaku KPA Irjauzi dan juga PPTK Islam Iskandar,  petugas jaga tersebut mengaku keduanya belum terlihat di kantornya.

"Kemarin (Kamis, red), Pak. Tapi pagi ini (Jumat, red) belum ada kelihatan masuk kantor," ujarnya.

Namun karena penasaran, Wartawan mencoba naik ke lantai 2 Kantor Dinas PUPR Bengkalis di ruangan Bidang Jembatan dan jalan pintu yang terlihat tertutup dan wartawan langsung masuk ke ruangan dan menanyakan kedua orang KPA dan PPTK yang membawahi proyek tersebut, memang keduanya tidak ada di ruangan.

"Belum masu, Pak. Sejak pagi belum datang ke kantor," ucap salah seorang wanita, di ruangan itu.

Sedangkan Irjauzi ketika dikofirmasi melalui telepon genggamnya juga tidak aktif. Demikian juga dengan pesan WA yang disampaikan juga tidak dijawab.

Sementara itu, Plt Sekretaris PUPR Bengkalis, Erdila ketika dikonfirmasi melalui pesan WA, hanya menjawab singkat, "Langsung saja ke PPTK, Pak," ucapnya.(kun)

Laporan: ABU KASIM (Bengkalis)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook