(RIAUPOS.CO) - Istri pertama yang dimadu, tapi istri kedua yang minta cerai.
Prahara rumah tangga ini dialami oleh Buyung (bukan nama sebenarnya). Ia memiliki dua orang istri.
“Waktu rezeki berlebih, semuanya damai-damai saja,” ujar Buyung.
Ceritanya, pengusaha mebel sukses ini berniat untuk menikah lagi. Beruntung istri pertamanya merestui. Dengan syarat, Buyung bisa adil memberi nafkah lahir dan batin.
Istri pertama Buyung yang juga sibuk mengeluti usaha sendiri menyadari dirinya tidak bisa memberikan perhatian khusus kepada Buyung akibat kesibukannya. “Katanya, yang penting tidak selingkuh dan berbohong. Jujur lebih diterima oleh istri pertama saya,” kata Buyung.
Buyung pun menikah lagi. Semua berjalan damai. Hingga beberapa tahun terakhir, usaha mebel Buyung mengalami kemunduran. Ia ditipu oleh rekan kerja.
Saat itu kondisi keuangan terbatas. Ia tak bisa lagi memberi lebih kepada kedua istrinya. “Kalau istri pertama kan ikut usaha. Tapi untuk istri kedua saya yang menghidupi karena beda rumah,” ujarnya.
Karena ekonomi sulit, makin lama, uang bulanan yang diterima istri kedua Buyung semakin berkurang. Istri kedua mulai merasa tidak senang. Apalagi ia melihat istri pertama mendapatkan jatah bulanan yang lebih banyak dari dirinya.
“Mau gimana, istri pertama punya usaha sendiri. Tidak mungkin saya ganggu untuk menghidupi istri kedua,” ujarnya.
Karena tidak tahan dan merasa diperlakukan tidak adil, istri kedua Buyung mengugat cerai. Alamaaak!
“Ya gimana lagi. Setidaknya rumah yang ditempati untuk dia saja. Karena saya tidak punya harta yang bisa dibagikan ke dia,” sebut Buyung.
Buyung akhirnya kembali ke istri pertama dan ikut membantu usaha milik istrinya. Ia pun berjanji tidak ingin memiliki istri yang lain lagi.(cr4)