(RIAUPOS.CO) - SINTA dan temannya baru selesai berolahraga di salah satu tempat olahraga. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba hujan turun.
Habis olahraga, terus hujan, mereka pun berpikir asyiknya makan yang panas-panas. Akhitnya Sinta mengajak temannya makan sate di sekitar Jalan Jenderal Sudirman.
Begitu masuk ke warung sate, pengunjung sudah ramai. Untung Sinta dan temannya dapat tempat duduk.
Karena banyak yang memesan, Sinta cukup menunggu lama hingga pesanannya datang. “25 menit lah nunggu satenya datang,” ujar Sinta.
Pengunjung yang sedang ramai, membuat pelayan tempat sate itu super sibuk. Jika ingin memesan sesuatu, maka harus dengan suara keras agar terdengar.
Setelah selesai menyantap sate, saatnya membayar. Sinta berjalan menuju kasir. Tapi alangkah kagetnya Sinta ketika dalam tagihan tercatat jumlah sate yang dimakan empat porsi.
“Kok empat? Saya dan teman saya kan makan dua piring saja,” kata Sinta protes.
Tapi si kasir tetap bersikera Sinta memesan empat porsi sate. Sinta pun bersikeras kalau ia hanya memesan dua porsi sate.
‘’Lihat, itu meja kami duduk tadi. Hanya ada dua piring, kan?’’ ujar Sinta berargumen.
Tapi, si kasir tetap keukeuh (yakin) dengan pendiriannya. “Piring yang lain sudah diangkat,” ujar kasir itu santai. Alamaaak!
Karena tidak ingin terlalu lama berdebat dan ingin cepat pergi dari tempat tersebut, akhirnya Sinta membayar tagihan makananannya yang tertulis empat porsi. “Daripada terus berdebat, mending saya ikhlaskan saja dua porsi lainnya,” ujar Sinta.(cr4)