Atan (nama sebutan saja) menyungut sendiri di sudut dermaga Ro-Ro Air Putih, Bengkalis. Dari Subuh, ia sudah ngantre di pintu tiket masuk dermaga.
Dia belum lagi masuk ke jalur antrean dermaga, karena pintu palang masuk penjualan tiket baru dibuka jam 07.00 WIB oleh petugas. Tapi niat hatinya biar bisa menyeberang roro lebih awal, ternyata ia malah terjebak antrean panjang.
Atan sudah firasat bakal lama menunggu kapal menyeberang. Dan ternyata memang benar sangkaanya. Karena mobilnya sudah berada di tengah deretan antrean, maka mau tak mau Atan harus sabar menunggu.
”Ini namonyo mundo keno, maju pon keno. Alamaaklah macamni wak,” ucap Atan.
”Dah sejak pagi nunggu, tapi sampai habis Jumat (Salat Jumat) baru bisa nyeberang naik roro,” kesalnya sambil terlihat raut wajah letihnya menunggu antrean.
Dia sempat mencari informasi, kenapa penyeberangan roro lambat hari itu, meski di hari lain juga sama kondisinya.
”Tak lah bang Atan. Kapal ado empat yang belayo. Cumo karena musim dian (Durian) jadi banyak orang nak datang ke kampung Yong,” ucap salah seorang petugas pelabuhan.
Atan sudah bolak-balek beteduh. Kadang naik mobil sambil nyalakan AC nya, karena siang itu panas terik, akhirnya Atan keluar lagi dari mobil dan duduk-duduk di samping musala di dermaga roro.
”Memang celako. Dari pagi sampai siang, nunggu hari panas bedengkang, inilah nasib orang pulau,” ucap Atan sambil mengomel dan didengar oleh penumpang lain.
Atan menghela nafas panjang, bibirnya terlihat kering. Karena hampir setengah hari menunggu tak juga bisa menyeberang.(ksm)
