Namun, dari 100 warga binaan yang memberikan suaranya, ada satu warga binaan yang menjadi penghibur suasana di tempat pemungutan suara (TPS) aula lapas itu.
Eko (bukan nama sebenarnya), datang di menit-menit jelang penutupan TPS. Ia datang dengan membawa KTP.
Eko kemudian menuliskan namanya di daftar pemilih. Tidak ada yang ganjil dari kedatangan Eko ke TPS. Bersama temannya, Eko mengambil kertas pemilih untuk melakukan pencoblosan.
“Haaccciimm...!!!”
Seorang petugas TPS bersin.
“Haciim... haciim... hacim...,” ujar Eko spontan.
Ternyata Eko latah. Latahnya itu langsung membuat semua orang di ruang aula tertawa. Karena mengetahui Eko latah, beberapa orang pun menggoda Eko.
Candaan yang dilakukan pun membuat semuanya kembali tertawa.
“Kok bisa latah? Kemarin pas buat kejahatan gimana?” celetuk seorang petugas.
“Pilih salah satu jangan dicoblos seeemuuuaaa...”.
Tiba-tiba terdengar suara dengan nada meninggi di ujung kalimat.
“Pilih.. Pilih.. Coblos.. Cobloss, eh coblos satu siap coblos satu,” ujar Eko yang latah usai dikagetkan.
Tingkah lucu Eko kembali membuat suasana TPS di dalam Lapas menjadi heboh. Selama Eko berada di aula, suara tawa tidak henti-hentinya terdengar.
Karena tidak ingin lama-lama jadi bahan becandaan, Eko pun buru-buru keluar dari aula. Tak lupa ia mencelupkan jari kelingkingnya ke tinda biru sebagai bukti ia telah memilih.(cr4)