JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tio Pakusadewo menceritakan pengalaman sekaligus pengamatannya selama berada di dalam rutan. Seperti diketahui, Tio sempat dipenjara setelah beberapa kali melakukan pelanggaran hukum akibat mengonsumsi narkoba. Aktor berusia 59 tahun tersebut bicara apa adanya terkait hal-hal yang diketahuinya dalam praktik yang terjadi di dalam penjara.
Di atas kertas bisa saja ada aturan yang mengatur para penghuni lapas untuk mempersiapkan mereka menjadi pribadi lebih baik dan membaur lagi dengan masyarakat setelah selesai menjalani masa hukuman. Namun kenyataanya, banyak juga hal negatif terjadi di dalam penjara.
Tio Pakusadewo mencontohkan adanya paket Rp 18 juta. Dengan paket ini, orang sehat bisa seolah-olah menjadi sakit berada di rumah sakit rutan yang bisa dikunjungi oleh siapa saja. Tanpa ada pengawasan yang ketat, kata Tio, di rumah sakit tersebut orang bisa melakukan banyak hal termasuk melakukan kencan.
"Lo belagak sakit bayar Rp 18 juta dikirim ke rumah sakit (di rutan). Seminggu boleh ketemu sama siapa saja termasuk ketemu istri-istrian," aku Tio Pakusadewo dalam podcast bersama Uya Kuya.
Pemain film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) tersebut mengatakan, secara aturan seseorang memang dilarang menggunakan narkoba di dalam penjara. Namun, berdasarkan hasil amatan Tio Pakusadewo, ada saja orang yang menggunakan obat-obatan terlarang di dalam lapas.
Tak hanya itu, setiap minggu atau dua minggu sekali ada narkoba yang dimasukkan ke dalam lapas yang ditandai dengan lampu mati. Bahkan, Tio Pakusadewo menyebut ada bandar keliling yang menjajakan narkoba kepada para narapidana.
"Kalau bandar keliling lewat (kodenya) owe, owe, itu ada bandar," katanya saat ditanya Uya Kuya. "Kalau sekarang saya nggak tahu, tapi dulu ada disko tiap malam Jumat di sebuah kamar yang sudah dikhususkan buat pesta. Itu undangan nggak semua orang bisa di situ. Musiknya keras dan bisa ada DJ juga," kata Tio.
Menurut penuturan Tio Pakusadewo, transaksi narkoba di dalam lapas selalu menggunakan uang tunai.
"Kalau bandar gedenya gua nggak ngerti. Dari harga termahal sampai termurah ada," katanya.
Tio Pakusadewo dan Uya Kuya meyakini betul sipir lapas pastinya tahu terkait peredaran narkoba di dalam lapas. Jika sampai mereka mengaku tidak tahu, keduanya kompak menyebut mereka sudah kelewatan.
"Tidak mungkin lah narkoba beredar kalau sipir nggak tahu," aku Tio. "Kalau sampai bilang nggak tahu berarti sipir gobloknya setengah mati," timpal Uya Kuya.
Menurut Tio Pakusadewo, orang yang punya uang di dalam penjara hidupnya akan manis layaknya hidup di rumah seperti orang merdeka. Air rutan yang kotor saja mereka bisa tak mengalaminya.
"Kalau di blok tipikor gitu ada saringannya, jadi airnya bersih. Kalau kelas bawah airnya parah makanya kita sering kena penyakit kulit," kata Tio Pakusadewo.
"Tipikor itu di lantai 3, mereka punya dapur sendiri malah. Ada rice cooker, perabotannya banyak lah," imbuhnya.
Sementara itu, terkait pernyataan Tio Pakusadewo, Kepala Rutan Cipinang Ali Sukarno tegas melayangkan bantahan. Dia menyebut pernyataan sang aktor menyesatkan.
"Pernyataan itu menyesatkan, ada disinformasi yang disampaikan yang bersangkutan, yang sebenarnya pernah melakukan dua kali pelanggaran indisipliner selama di dalam Rutan Cipinang," kata Ali dalam keterangannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra