Selanjutnya Siman juga mengatakan, bahwa akibat hal tersebut membuatnya harus aktif mencari pasokan di tempat lain. ”Kami harus mencari ke bengkel-bengkel mobil atau gudang besi tua yang ada di Pekanbaru, terkadang stok dari mereka juga jarang,” ungkapnya.
Akibat hal ini membuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tersebut sering tersendat. Apabila pasokan tidak ada, pihaknya terpaksa tidak beraktivitas. Kekurangan pasokan besi ini sudah hampir dua tahun dirasakan pandai besi.
Siman mengatakan, bahwa harga satuan berbagai macam kerajinan seperti pisau dihargai dengan harga Rp25 ribu untuk linggis Rp35 ribu sedangkan untuk cangkul Rp 55 ribu.
Siman hanya berharap kepada Pemerintah Kota Pekanbaru agar memperhatikan UMKM pandai besi tersebut, serta adanya bantuan dari Pemerintah Kota Pekanbaru terhadap usaha pandai besi ini. ”Kami berharap kami didata oleh pemerintah dan diperhatikan serta diberikan bantuan kepada kami agar usaha kami ini tidak tersendat-sendat lagi,” ungkapnya.(cr5/ksm)