PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Aris Abeba termasuk mahasiswa abadi, karena perlu waktu 6 tahun baginya untuk menyelesaikan Sarjana Muda di Jurusan Filsafat. Harusnya hanya 3 tahun. Namun menurut Aris, tidak ada yang perlu dimalukan. Selama mahasiswa itu berkarakter dan memang sangat eksis di bidang yang ditekuni seperti dirinya, tidak masalah.
Namun tidak membenarkan kalau ada mahasiswa lambat selesai, jadi mahasiswa abadi dengan alasan tidak jelas. Aris punya alasan sendiri. Begitu masuk di UIN Suska Riau yang dulu bernama IAIN Susqo Pekanbaru, sudah aktif berorganisasi. Baik itu di bidang politik maupun kesenian.
Aris yang merupakan teman dekat dan seangkatan Prof Dr Munzir Hitami, Rektor UIN saat ini, adalah orang memotori aktivitas mahasiswa dalam berkesenian di kampus tersebut. Begitu aktifnya Aris Abeba sampai membuat kampus UIN menasbihkan diri sebagai tempat pengembangan pertama sastra di Provinsi Riau di era 1970-an.
‘’Waktu itu, Rektor UIN Murad Usman, sangat bersentuhan dengan sastra, sangat mendukung. Hingga penyair besar di Riau dan Jakarta diundang ke IAIN. Saya juga mendirikan sanggar Susqo, sehingga waktu itu Menteri Agama sempat mengucurkan bantuan alat musik untuk perkembangan seni di kampus. Waktu itu kampuspun mendirikan gedung pertemuan dan gedung petunjukan,’’ ujar Aris.
