PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SELAMA ini, pemikiran masyarakat mengenai penularan penyakit HIV AIDS biasanya karena ditularkan oleh wanita malam. Wanita yang mengomersialkan diri tersebut memang erat kaitannya dengan penyakit AIDS.
Namun, bagi Hasan nyatanya penularan AIDS bukan hanya tanggungjawab wanita saja. Laki-lakilah yang menurutnya harus bertanggung jawab atas penularan penyakit tersebut.
Berdasarkan data, ia menemukan bahwa jumlah ibu rumah tangga (IRT) yang mengidap AIDS mengalami peningkatan 30 persen.
‘’Ini jelas menjadi pertanyaan besar. Bagaimana bisa IRT yang hanya berkutat di rumah saja bisa mengidap penyakit tersebut? Apa yang mereka lakukan sehingga penyakit tersebut bisa hinggap?,’’ paparnya.
Sebagai bagian dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Pekanbaru, ia melakukan berbagai upaya pendekatan langsung kepada masyarakat dan wanita malam, ia menemukan bahwa penularan tersebut dibiangi oleh laki-laki telah berkeluarga yang menggunakan jasa wanita tersebut. Laki laki tanpa disadari membawa penyakit tersebut di rumah dan menularkannya kepada sang istri.
‘’Jika dalam satu malam ada empat orang laki laki yang beristri yang menggunakan jasa wanita malam, tentu akan ada empat IRT pula yang akan tertular penyakit tersebut. Ini tentu ironi sekali,’’ ungkap pria yang telah 13 tahun bergabung di KPA Kota Pekanbaru ini.
Ia bersama anggota KPA lainnya pun melakukan berbagai upaya agar penularan tersebut bisa dicegah. KPA tak ingin ada lebih banyak IRT dan masyarakat yang ditulari penyakit mematikan tersebut Tak banyak orang mau berkecimpung dipekerjaan yang dekat kaitannya dengan dunia kelam.
Namun tidak bagi Hasan.13 tahun sudah ia mendedikasikan dirinya dalam hal tersebut. Di sana ia menghadapi berbagai permasalahan mengenai penularan HIV/AIDS, dunia malam yang menjadi sarang penularan AIDS dan merangkul berbagai pihak untuk menjauh dari penyakit tersebut.
Sosialisasi pun digelar. Sasarannya adalah kaum adam. KPA masuk ke kantor-kantor dan ke berbagai lingkungan masyarakat untuk menyampaikan fakta dan temuan mereka.
Awalnya memang banyak dari laki-laki tersebut bingung mengapa mereka menjadi sasaran dari sosialisasi penularan penyakit tersebut.
Namun setelah Hasan dan kawan-kawan menjelaskan barulah mereka mengerti dan sadar bahwa penularan HIV/AIDS memang sebagian besar oleh laki-laki.
Tak sebatas itu, melalui kader KPA yang jumlahnya sekitar 300-an di kelurahan-kelurahan, penyuluhan mengenai hal tersebut dilakukan.
Kepada kaum hawa, KPA juga meminta mereka untuk pintar-pintar menjaga suami agar tak terjerumus ke dalam dunia kelam.
‘’Beberapa alasan suami terjerumus menggunakan jasa tersebut antara lain karena istri yang sibuk dan lain sebagainya. Sementara, mereka juga memilki perekonomian yang mapan.
Hal tersebut membuat mereka berpikir untuk mengunakan jasa wanita malam. Untuk itu, disetiap kesempatan kita selalu sampaikan bahwa IRT memang harus benar-benar memberi pelayanan prima kepada suami,’’ papar pria yang pernah menjadi pemakalah dalam seminar AIDS di berbagai kota ini.