Puluhan parsel berisi makanan ringan, minuman, hingga berbagai pernak-pernik dapur serta perlengkapan salat, dijejer dengan rapi di salah satu toko parsel yang berada di Jalan Nangka, Pekanbaru.
(RIAUPOS.CO) -- Beberapa toko terlihat di berbagai titik sepanjang Jalan Nangka. Salah satunya Cikini Parcel. Owner Cikini Parcel Nofrita mengaku berjualan parcel hanya saat hari-hari besar tertentu.
“Kalau jualan parcel itu musiman seperti Hari Raya Idulfitri, Imlek, Natal dan lain-lain, gak setiap hari ada,” tuturnya.
Nofrita mengatakan penjualan parsel setiap tahunnya cenderung konstan, tidak ada kenaikan atau penurunan signifikan terkait penjualan parsel. “Kalau seasonal kan perusahaan udah ada budget buat parsel, ya turun naik-turun naik dikitlah,” ucapnya.
Ketika ditanya tentang adanya larangan bagi pegawai negeri sipil (PNS) untuk menerima parsel karena termasuk gratifikasi, Nofrita mengatakan hal tersebut tidak memberikan pengaruh berarti bagi bisnis penjualan parsel.
Pasalnya, Nofrita yang sudah berjualan parsel musiman selama 17 tahun ini mengaku, kebanyakan orang-orang yang memesan parsel dari tokonya berasal dari perusahaan-perusahaan swasta atau pribadi.
“Yang pesan kebanyakan swasta ya, atau tak pribadi. Kalau untuk PNS sampai sekarang memang tidak ada yang pesan. Tapi kalau pribadi misal untuk keluarganya gitu ada,” ujar Nofrita.
Nofrita menuturkan harga untuk parsel yang dijualnya berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp2 juta. Ia mengatakan kebanyakan pembeli lebih banyak memilih parsel ukuran kecil dengan harga Rp250 ribu.
“Orang pesan ke sini banyak yang kecil sih, ada dari keluarganya yang di luar kota pesan untuk diberikan ke keluarganya yang di sini,” terang Nofrita.
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Nofrita mengaku bisa menjual parsel sekitar 1.000 parcel dalam satu musim. “Ya segitu lah untungnya, itung per keranjang, baik besar atau pun kecil,” katanya.(*2/ade)
Laporan MARIO KISAZ, Kota