KEMBALI HIDUP SEHAT

Lebaran Bukan Lebar-an

Liputan Khusus | Minggu, 30 April 2023 - 09:55 WIB

Lebaran Bukan Lebar-an
Infografis (AIDIL ADRI / RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


RIAUPOS.CO - Momen Lebaran Idul Fitri 1444 hijriah telah usai. Pastinya disambut riang gembira tepat di hari kemenangan 1 Syawal 1444 hijriah oleh umat yang merayakannya setelah sebulan penuh berpuasa. Suasana lebaran saling memaafkan menjadi tradisi, saling mengunjungi sanak saudara seakan tak henti-hentinya dalam sepekan. Bermacam hidangan makanan dan minuman yang menggugah selera, sehingga membuat kita lepas kontrol dan menikmati makanan dan minuman yang  sejatinya itu berbahaya bagi kesehatan dan bentuk badan. Ini berpotensi membuat semua orang menjadi fat loss atau kelebihan berat badan.

Momen lebaran pun menjadi lebar-an bagi yang tidak bisa mengontrol pola makannya. Lalu, kini tiba saatnya untuk kembali membakarnya dengan rutinitas hidup sehat untuk kembali menjalani hidup sehat, dan menerapkan pola hidup sehat.


‘’Saya sudah niatkan pascalebaran ini, kembali akan memulai hidup sehat dan olahraga rutin lagi. Gawat ni, berat badan naik, tampak kali di kondisi perut,’’ ujar salah satu member fitnes di salah satu hotel berbintang di Pekanbaru, Rino (45) saat diwawancarai Riau Pos.

Hasil wawancara Riau Pos dengan dokter spesialis gizi klinis Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, Panam dan juga RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, dr Nurhasanah SpGK memberikan pandangan, hal ini harus segera disikapi dengan benar.

Disampaikan dosen FK Universitas Riau ini, Idul Fitri merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat muslim di dunia, karena merupakan puncak dari Ibadah puasa Ramadan. Sehingga harapannya kita semua kembali fitri/suci. ‘’Namun, pada saat Idul Fitri juga kita banyak menemukan bermacam-macam makanan mulai dari lontong, opor, sate, sampai beraneka ragam kue dan minuman yang terhidang. Tentunya semua makanan/minuman ini mengandung kalori tinggi, dan tinggi karbohidrat sederhana (simpleks),’’ katanya.

Bahkan ada sebagian orang menjadikan momen lebaran sebagai momen balas dendam setelah satu bulan penuh berpuasa. ‘’Hal ini kurang tepat karena justru mendatangkan penyakit-penyakit baru seperti obesitas, risiko DM, dan lain -lain,’’ ujar dr Nurhasanah.

Pola makan yang dianjurkan untuk kita jalankan sehari-hari adalah prinsip gizi seimbang, di mana yang kita makan terdiri dari makanan pokok sebagai sumber karbohirat kompleks, lauk pauk (hewani dan nabati) sebagai sumber protein dan lemak, sayur dan buah sebagai sumber serat, vitamin dan mineral serta konsumsi air putih yang cukup minimal 2 liter/hari (8 gelas/hari).

Ada tiga prinsip J untuk mengatur pola makan seseorang, terutama untuk mengembalikan bentuk badan ideal seseorang yaitu jumlah, jenis dan jadwal makan. Adapun jumlah porsi makanan yang kita makan dianjurkan sesuai kebutuhan masing-masing individu, jangan berlebihan. Secara praktis, perhitungan kebutuhan kalori pada laki-laki sehat 30 kkal/kgBB ideal/hari, sedangkan perempuan 25 kkal/kgBB ideal/hari.

Jenis makanannya pilihan yang pertama, rendah lemak jenuh dengan mengurangi mengkonsumsi jenis makanan yang dimasak menggunakan minyak/santan. Pilihan kedua, rendah karbohidrat terutama karbohidrat sederhana (simpleks) seperti gula pasir, sirup, minuman kemasan, makanan yang berasal dari tepung-tepungan (kue, cake, kerupuk/keripik, mie, bakso, dll).

Dan ketiga, tinggi serat seperti sayur dan buah (khusus untuk buah pilihlah jenis buah yang tidak terlalu manis dan makanlah dalam jumlah yang tidak berlebihan, karena jika dimakan dalam jumlah terlalu banyak juga overcalorie).

Untuk porsi makan, dipakai prinsip ‘isi piringku’ model T, seperempatnya nasi, seperempatnya lauk pauk dan setengahnya sayur dan buah. Jadwal makan dibagi 3 kali makan utama dan 2-3 kali selingan di antara jam makan.

‘’Hal yang perlu dilakukan juga adalah aktivitas fisik yang rutin yang terdiri dari aktivitas fisik sehari-hari dan exercise, seperti jalan santai/jogging/sepeda/renang 30-50 menit, 3-5 kali/pekan,’’ ujar dr Nurhasanah memberikan tips jitunya.

Dia juga menegaskan, jika sudah fat loss, tidak ada suplemen untuk menurunkan BB. Yang hingga saat ini diapprove FDA adalah obat diet untuk membantu menurunkan dan harus diresep dengan dokter. Menurutnya, obat diet sifatnya hanya membantu, ibarat membangun rumah, pola makan dan aktivitas fisik tetap pondasinya.

‘’Jangan pernah beranggapan obat diet segalanya, karena yang paling tidak diharapkan dari program diet adalah fenomena yo-yo, di mana BB turun tapi naik kembali bahkan lebih tinggi dibandingkan BB sebelum menjalani program diet. Kondisi ini sangat berbahaya karena risiko komplikasi penyakit jantung pembuluh darah dan penyakit metabolik seperti DM, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain lebih besar,’’ bebernya lagi.

Saat ditanya, bagaimana efek ke kesehatan, apabila terlalu banyak makan kue lebaran yang identik dengan manis, selain opor yang berlemak, santan dan sebagainya? Dijawabnya, kue lebaran merupakan makanan yang berasal dari tepung-tepungan dan mengandung tinggi gula. Ini merupakan salah satu jenis makanan yang tinggi karbohidrat sederhana (simpleks). Opor mengandung tinggi lemak (santan dan minyak), bahkan sebagian orang masak dengan menggunakan penyedap (tinggi natrium).

Baca Juga : Jangan Panik!

Sehingga ditegaskannya, jika banyak mengonsumsi jenis-jenis makanan ini tentunya meningkatkan risiko DM, obesitas (kegemukan), penyakit kolesterol, hipertensi. Jika sebelumnya orang tersebut sudah menderita DM gula darah bisa makin naik, hipertensi tekanan darah bisa makin tinggi, dan kolesterol juga makin menjadi-jadi, sehingga risiko komplikasi penyakit yang lebih berat bisa terjadi seperti stroke, serangan jantung, ketoacidosis diabetic, dan lainnya.
Lalu, bagaimana harusnya menyiasati bila tetap ingin menikmati hidangan lebaran tanpa mengganggu kesehatan dan lain lain?

‘’Jika Anda adalah healthy person (orang sehat) makanlah secara tidak berlebihan, misalnya hanya mencicipi satu jenis saja hidangan lebaran jika itu makan besar atau 1-2 jenis saja hidangan lebaran jika itu selingan. Tapi bagi yang menderita penyakit seperti DM, hipertensi, penyakit kolesterol, atau penyakit lainnya, ikutilah apa yang disarankan oleh dokter Anda (apalagi kalau ada sudah dikonsulkan ke dokter spesialis gizi klinis), in syaa Allah itu yang terbaik,’’ sarannya.(gus)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook