DURI (RIAUPOS.CO) - Untuk menopang kehidupannya, sejak beberapa waktu lalu, anak yatim sejak dalam kandungan ini berupaya hidup mandiri. Ia tak mau merepotkan ibunya yang hanya berprofesi sebagai pemijat tunanetra. Maklumlah, sang ibu juga harus menghidupi beberapa anaknya yang lain.
Karena itu sejak beberapa waktu lalu, Adi mengabdikan diri sebagai pembantu kebersihan di Masjid Nurussalam, Jalan Sakobotik, Km 16, Kulim. Untuk tidur, ia menumpang di rumah kosong dekat masjid. Rumah itu sudah ditinggal pemiliknya.
Berbekal uang sedekah bantuan jamaah, ia membeli MP3 Alquran. Dengan alat tersebut, Adi pun rutin mendengar dan menghafal ayat-ayat Quran di saat istirahat dari pekerjaan rutinnya.
Di hatinya juga terpendam sebuah cita-cita besar, ingin menjadi hafiz Quran dan ulama.
Niat Adi akhirnya menemukan jalan. Berawal ketika anggota DPRD Bengkalis dr H Fidel Fuadi Dt Majo Basa menumpang Salat Dhuha di masjid itu beberapa waktu lalu. Kala itu Fidel dalam perjalanan menuju Dumai.
Usai membersihkan kamar mandi dan tempat berwudhu, Adi masuk masjid lalu memutar dan mendengarkan MP3 Quran. Usai Salat Dhuha, dr Fidel yang terkesan dengan Adi lalu menghampirinya. Adi menjelaskan bahwa ia baru menghafal surat-surat pendek saja. Begitu ditawari maukah ia masuk pondok tahfiz, Adi langsung mengangguk. Tak lama kemudian Fidel pamit sembari memberi bantuan untuk Adi.
Belum ada kepastian saat itu. Adi pun tertanya-tanya dalam hati. Namun pertanyaan itu akhirnya mendapat jawaban, Rabu (20/3). Fidel dan istrinya datang berkunjung. Adi pun mereka boyong ke Duri untuk dimasukkan ke pondok tahfiz.
Karena kondisi kesehatannya tampak menurun, Adi lalu dibawa dan diinapkan sementara di kamar VIP RS Permata Hati Duri. Menurut dokter, hemoglobinnya jauh menurun. Diduga kurang asupan gizi. Juga dilakukan transfusi darah untuk memulihkan kondisinya.(ade)
(Laporan Syukri Datasan, Duri)