GLASGOW (RIAUPOS.CO) - PT Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning berkomitmen penuh dalam penanggulangan bencana dan krisis iklim di Indonesia. Hal ini diwujudkan melalui pengembangan program Pemberdayaan Masyarakat yang juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) salah satunya Program Kampung Gambut Berdikari yang dilaksanakan di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Program Kampung Gambut Berdikari berfokus kepada penanganan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melalui kegiatan Mitigasi Karhutla berbasis Masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembinaan dan pendampingan kepada Masyarakat Peduli Api baik dalam pengetahuan hingga dukungan fasilitas pemadaman. Disamping itu, Pertamina juga menggelar kegiatan Pertanian Nanas yang dapat berperan sebagai sekat bakar dan mencegah terjadi nya karhutla, serta meningkatkan perekonomian masyarakat melalui penjualan nanas segar dan produk olahan nanas.
Vice President Process & Facility Kilang Pertamina International Didik Bahagia menjadi narasumber saat kegiatan Indonesia Pavilion "Leading Climate Action Together Indonesia Folu Net Sink 2030" Cop 26 UNFCC - Glasgow & Jakarta yang diselenggarakan secara daring pada Senin (8/11/2021).(PERTAMINA FOR RIAU POS)
Kegiatan lainnya yang dilakukan pada program ini meliputi berbagai aspek seperti Keanekaragaman Hayati, Peningkatan Ekonomi, dan Pendidikan Cinta Lingkungan Sejak Dini yang wujudkan dalam beberapa kegiatan lainnya seperti Pelestarian Arboretum Gambut, Pertanian Holtikultura Lahan Gambut, Budidaya Madu Hutan Gambut, dan Sekolah Cinta Gambut.
"Pertamina memiliki aspirasi untuk menjadi perusahaan energi global terkemuka dan bereputasi baik, serta sebagai perusahaan yang ramah lingkungan," ungkap Vice President (VP) Process & Facility PT Kilang Pertamina International (KPI) Didik Bahagia saat menjadi narasumber dalam Indonesia Pavilion "Leading Climate Action Together Indonesia Folu Net Sink 2030" Cop 26 UNFCC, Glasgow.
Didik menambahkan, berbagai kegiatan ini dilaksanakan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri di lingkungan gambut terlepas dari berbagai permasalahannya seperti karhutla dan sanitasi air yang tidak bersih. "Tujuan kami adalah menyediakan akses air bersih bagi masyarakat. Target kami adalah menciptakan air gambut yang memenuhi baku mutu untuk kebutuhan rumah tangga dan dapat dikonsumsi masyarakat," imbuh Didik.
(PERTAMINA FOR RIAU POS)
Program ini juga berhasil meraih beberapa capaian, yaitu Program Kampung Gmabut Berdikari berkontribusi menyerap karbon hingga 2,6 juta ton CO2 per tahunnya dan berhasil menyediakan ketersediaan air bersih dan kapasitas produksi air bersih mencapai 5,8 ribu ton/tahun.
"Ada pepatah yang berbunyi If You Want To Go Far, Go Together. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mensukseskan program ini, agar manfaatnya juga dapat dirasakan banyak pihak. Bersama sama, mari kita berkolaborasi bagi negeri," pungkasnya. (adv)