HARM ELSHEIKH (RIAUPOS.CO) - Produsen serat, pulp, dan kertas, APRIL Group menyampaikan komitmen dan dukungan terhadap upaya-upaya mitigasi perubahan iklim yang menjadi fokus pemerintah Indonesia dan dunia di Conference of Parties (COP) ke-27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin (7/11) pekan lalu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputy Director of Sustainability and Stakeholder Engangement APRIL Group Dian Novarina yang menjadi salah seorang pembicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim ini, Kamis (10/11).
"Kami mendukung pemerintah untuk mencapai net sink pada 2030 dari industri kehutanan atau Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink,” ujarnya seusai memaparkan komitmen APRIL Group kepada peserta konferensi. Dian menambahkan bahwa APRIL Group berupaya untuk mewujudkan komitmennya, baik di hulu maupun hilir.
"Di hulu, komitmen tersebut dilakukan dengan melakukan konservasi kawasan, perlindungan keanekaragaman hayati, dan menerapkan kebijakan zero tolerance pada deforestasi,” kata Dian pada sesi "Leveraging Sustainable Forest Multibusiness for Climate Resilience” yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia.
Sementara itu, lanjutnya, di hilir, APRIL Group telah beralih menggunakan bahan bakar terbarukan dan berinvestasi pada teknologi sirkular. Dian menjelaskan bahwa sebagai salah satu industri produk alam terbesar di dunia, APRIL Group punya visi keberlanjutan, yaitu APRIL2030. Adapaun target dalam visi ini adalah mencapai iklim positif atau climate positive.
"Salah satunya adalah menargetkan penggunaan 90 persen energi terbarukan untuk keperluan pabrik. Saat ini, berdasarkan audit yang dilakukan, kami telah mencapai 87 persen,” ujar Dian.
Selain itu, APRIL Group juga memanfaatkan biomassa kayu dan black liquor, yaitu cairan yang dihasilkan kayu dan bisa diguna ulang sebagai bahan bakar untuk sumber energi.
Investasi pembangkit listrik tenaga surya (solar panel) juga tengah dilakukan APRIL Group. Ia menjelaskan bahwa solar panel yang dioperasikan nanti memiliki kapasitas hingga 20 megawatt (MW) dan direncanakan selesai pada 2025.
Selain mengelola konsesi hutan tanaman industri (HTI) jenis akasia dan eukaliptus seluas 480.000 hektare (ha) untuk dikembangkan menjadi pulp dan kertas, APRIL Group juga berkomitmen terhadap perlindungan hutan dengan menjaga hutan restorasi dan konservasi seluas 350.000 hektare di sekitar wilayah operasional.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 150.693 hektare telah tergabung dalam program Restorasi Ekosistem Riau (RER) yang berlokasi di Semenjang Kampar dan Pulau Padang. Adapun program tersebut bertujuan untuk merestorasi dan mengkonservasi ekosistem di lahan gambut serta menjaga stok karbon dan melestarikan keanekaragaman hayati.
Pada kesempatan tersebut, Dian juga menekankan pentingnya kolaborasi stakeholder dalam pencegahan iklim bersama. Ia mengatakan bahwa saat ini, APRIL Group tengah berkolaborasi dengan platform tingkat nasional dan global terkait dengan penanganan gas rumah kaca, seperti Science Based Targets (SBTi) hingga Kadin Net Zero Hub.(adv/egp)