BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Akhirnya virus rubella memakan korban. Seorang bayi di Bengkalis dinyatakan meninggal dunia akibat serangan virus mematikan itu. Bayi itu berasal dari Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan. Bayi itu lahir di RSUD Bengkalis dan hanya bertahan hidup 16 hari. Saat lahir, bayi itu terserang congenital rubella syndrome. Yaitu katarak dan bocor jantung.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bengkalis Alwizar mengatakan, di Bengkalis sudah terjadi satu kasus kematian bayi yang dinyatakan positif rubella.
“Bayi tersebut lahir di RSUD Bengkalis dan meninggal pada usia lebih kurang 16 hari kelahirannya pada September lalu. Dari hasil pemeriksaan sampel darah bayi tersebut dinyatakan positif rubella,” jelas Alwizar dalam rilisnya.
Menurut Alwizar, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit campak dan rubella ini hanya ada satu cara. Yakni pemberian imunisasi measles rubella (MR).
“Kami mengimbau masyarakat agar dapat mengimunisasikan anaknya. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 33 Tahun 2018 telah jelas menyatakan pemberian imunisasi MR ini mubah,” paparnya.
Masih menurut Alwizar, di Kabupaten Bengkalis dari pendataan sasaran dengan metode entry by name by address, jumlah sasaran imunisasi ini sebanyak 160.828 penduduk yang berusia kurang dari 1 tahun sampai dengan 15 tahun.
“Sampai 10 Oktober lalu pencapaian Kabupaten Bengkalis baru sebesar 72.465 sasaran (45,06 persen),” katanya.
Ditambahkannya, untuk luar Pulau Jawa (termasuk Kabupaten Bengkalis), imunisasi MR ini awalnya dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2018.
“Tapi diperpanjang hingga 31 Oktober 2018. Karena waktu masih ada, kami mengimbau masyarakat agar dapat mengimunisasikan anaknya,” ulangnya.(evi)