Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, pada Jumat (11/10) di Istana Negara. Pertemuan disebut-sebut sebagai sinyal merapatnya Partai Gerindra ke koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin.
(RIAUPOS.CO) -- Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya setelah Pilpres 2019 mereka bertemu 13 Juli 2019 di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Momen itu sangat mengagetkan dan sudah banyak di tunggu-tunggu banyak pihak karena untuk bisa mendinginkan suasana pasca Pilpres 2019.
Pertemuan yang dilaksanakan Jumat (11/10), JPG menangkap dan menjabarkan beberapa momen kemesraan Jokowi dan Prabowo. Apa saja?. Jokowi dan Prabowo kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang. Perbedaan hanya pada sakunya saja. Usai melakukan pertemuan tertutup dan konferensi pers, Jokowi dan Prabowo kompak selfie bareng.
Kemudian dalam konferensi pers, Prabowo Subianto menegaskan hubungannya dengan Presiden Jokowi terbilang baik. Bahkan dia berseloroh semakin mesra. “Hubungan saya baik dan bisa dikatakan mesra ya,” kata Prabowo. Sementara menimpali Prabowo, Presiden Jokowi juga menuturkan hubungannya dengan mantan Danjen Kopassus tersebut makin mesra. “Sangat mesra,” timpal Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan dari pertemuan dengan Prabowo Subianto membicarakan mengenai koalisi pemerintahan ke depan. Jokowi menuturkan kemungkinan Gerindra akan masuk ke dalam kabinet yang dipimpinnya bersama Ma’ruf Amin. “Juga berkaitan masalah koalisi. Kami tadi sudah berbicara banyak mengenai Gerindra masuk koalisi kita,” kata Jokowi.
Hanya saja, bergabung atau tidak Gerindra ke koalisi, Presiden Jokowi mengakui pembahasan mengenai hal tersebut masih belum rampung. “Tapi urusan yang satu ini (koalisi) belum final,” kata Jokowi.
Sementara Prabowo Subianto mengungkapkan Gerindra siap memberikan bantuan kepada Presiden Jokowi dalam mengelola pemerintahan. Bahkan Prabowo optimis Indonesia bisa lebih baik lagi saat ini. “Kalau diperlukan kami siap akan memberikan gagasan yang optimistis. Kami yakin Indonesia bisa tumbuh double digit, kami yakin bisa bangkit. Kami ingin membantu, kami siap membantu bila diperlukan,” kata Prabowo.
Apabila tidak bergabung dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin lima tahun mendatang. Prabowo juga siap memberikan dukungan dengan tetap melakukan kontrol sebagai fungsi pengawasan ke pemerintah. “Kalau umpamanya tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal. Di luar sebagai check balance. Sebagai penyeimbang. Kita di Indonesia tidak ada oposisi. Kita tetap merah putih,” ungkap Prabowo.
Pengamat: Prabowo Simbol Oposisi
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menilai jika Gerindra gabung ke pemerintah, maka oposisi yang identik dengan partai yang dibesut Prabowo Subianto ini akan sirna. Baginya Indonesia membutuhkan peran oposisi bagi menjaga demokrasi di Indonesia.