PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kelapa sawit saat ini adalah salah satu komoditas utama mata pencaharian bagi masyarakat Riau. Keamanan masyarakat dalam berkebun kelapa sawit dari tindak kriminalitas jadi prioritas jajaran Polda Riau untuk dijaga. Seluruh polres sudah diperintahkan mengaktifkan tim patroli perkebunan.
Upaya jajaran Polda Riau untuk memastikan keamanan kebun-kebun masyarakat ini memberikan kontribusi pada stabilitas harga tandan buah segar (TBS) sawit. Saat ini harga sawit tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Demikian diungkapkan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi SIK SH MSi pada pelaksanaan konferensi pers pengungkapan kasus pencurian TBS sawit di Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Selasa (10/12) siang. Pada pekara ini, kata Agung, pihaknya mengamankan dua tersangka masih di bawah umur dan satu tersangka dalam pengejaran.
"Ada 3 pelaku. Dua pelaku masih di bawah umur. Terhadap kedua pelaku yang belum dewasa ini tentu berbeda penanganan dan proses hukumnya, karena ada peraturan perundang-undangan tersendiri yang mengatur," ujar Agung didampingi Dir Reskirmsus Kombes Pol Andri Sudarmadi, Kabid Humas Kombes Pol Sunarto, Dansat Brimobda Kombes Pol Abdul Hasyim, Dir Sabhara Kombes Pol Zulkifli dan Kapolres Kampar AKBP Mohammad Kholid.
Disampaikan jenderal bintang dua itu, pengungkapan tindak pidana pencurian buah sawit ini merupakan titik awal peran Polda Riau dalam upaya untuk ikut mensejahterakan ekonomi masyarakat Riau, khususnya petani sawit. Sebab, saat ini harga TBS sawit mencapai kisaran Rp1.900 per kg dan harga tersebut ialah harga tertingi dalam satu dekade terakhir.
Sehingga peningkatan harga TBS sawit tersebut, selayaknya berdampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan para petani khususnya pemilik perkebunan kelapa sawit.
"Ini harus kita pertahankan dan harus bisa dinikmati oleh masyarakat. Maka jaminan keamanan setiap warga, termasuk terjaminnya keamanan rantai distribusi barang dan jasa di setiap aktivitas masyarakat termasuk komoditas sawit harus bisa diwujudkan dengan kehadiran Polri di tengah masyarakat. Negara wajib menghadirkan rasa aman itu," papar alumni Akpol 1988.
Untuk mewujudkan keamanan itu, sambung mantan Deputi Siber Badan Intelijen Negara (BIN), pihaknya telah membentuk Tim Patoli Perkebunan dari jajaran polres hingga polsek untuk melakukan pengawasan dan berpatroli ke kawasan perkebunan. Tim itu dijelaskan Kapolda Riau, di-back up Dit Samapta dan Brimob Polda Riau untuk mengatasi maraknya pencurian di kawasan perkebunan sawit.
"Saya sudah memerintahkan kepada Karo Ops untuk membentuk dan mengaktifkan kegiatan tim patroli perkebunan. Pada pelaksanaannya tim patroli ini akan dibagi dalam 3 zona. Yaitu utara, tengah, dan selatan, di mana Kabupaten Kampar dalam hal ini masuk zona tengah," papar Kapolda.(rir/adv)