PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pulang kampung adalah momen paling ditunggu saat Idulfitri. Bukan hanya untuk berkumpul bersama keluarga, tapi juga untuk berlibur dan berwisata. Orang-orang yang berdomisili di Pekanbaru atau yang pulang ke daerah masing-masing, biasanya juga menyisihkan waktu berwisata bersama keluarga.
Setelah sebulan berpuasa, keinginan berkunjung ke tempat wisata selalu meningkat. Tempat-tempat wisata selalu ramai. Padat. Danau, air terjun, tempat pemandian air panas dan sejenisnya. Penuh sesak. Orangtua dan anak-anak akan meramaikannya. Apalagi kalau tempat wisata yang menyediakan makanan khas paling dicari. Karena selain berwisata alam, masyarakat biasanya juga memanjakan selera dengan berwisata kuliner. Idulfitri saat yang tepat untuk memanjakan selera makan.
Sebelum pulang kampung dan langsung melakukan perjalanan wisata, yang paling dipelajari masyarakat biasanya memastikan terlebih dulu perjalanan itu aman dan nyaman. Sehingga anak-anak tidak merasa jenuh karena harus antre lama, atau tidak nyaman karena terlalu banyak orang. Yang paling penting lagi, mengetahui dan memahami kondisi tempat wisata akan dituju.
Di Riau tempat wisata cukup banyak. Di setiap kabupaten/kota ada. Tinggal dipilih mana yang hendak dituju. Baik wisata alam, sejarah, religi, budaya atau kuliner. Bagi warga Pekanbaru yang tidak pulang kampung, juga bisa menikmati tempat wisata terdekat yang tidak kalah asyik, selain wisata belanja tentunya.
Lokasi wisata terdekat dengan Pekanbaru antara lain, Desa Wisata Buluhcina yang hanya berjarak setengah jam dari Pekanbaru, Pulau Jering atau yang dikenal dengan Pulau Cinta di Teratak Buluh yang berjarak sekitar setengah jam juga dari Pekanbaru. Tempat wisata ini sedang naik daun sekarang, terkenal dan ramai pengunjung. Pusat Latihan Gajah (PLG) menjelang Minas, juga dekat. Hanya berjarak sekitar 1,5 jam dari Pekanbaru. Membawa anak-anak bermain dan mengenali gajah di sini juga sangat asyik.
Riau melalui Dinas Pariwiata Ekonomi Kreatif (Parekraf) saat ini memang sedang bersemangat mempromosikan tempat wisata di Riau. Kepala Dinas Parekraf Riau Fahmizal, mengatakan minat berwisata masyarakat Riau memang tinggi. Ia menyarankan, dari pada berwisata ke luar Riau, lebih baik mengenali dan berwisata di berbagai tempat wisata yang ada di Riau. Baik wisata alam, maupun wisata lainnya.
“Riau ini sangat banyak tempat wisata. Cuma banyak yang belum tahu saja. Wisata alamnya tidak kalah dengan yang lain. Ada Bukit Suligi, sungai tempat pemandian, air terjun bahkan air terjun tertinggi pun, Riau punya. Batang Kapas namanya. Tapi ini cukup jauh dan ekstrem,” ungkap Fahmi.
Dikatakan Fahmi, bagi yang suka wisata ekstrem, tempat ini menjadi tujuan yang sangat tepat. Wisata minat khusus namanya. “Tempat wisata bersama keluarga banyak. Ada Teluk Jering, Buluhcina yang semunya dekat dengan Pekanbaru. Apalagi di kabupaten/kota, semua ada tempat wisata,’’ ungkap Fahmi.
Zaman Canggih, Makin Mudah
Kemudahan mencari lokasi wisata semakin terasa mudah dengan IT saat ini. Maka dengan gampang masyarakat bisa mencarinya sendiri. Banyak aplikasi yang bisa digunakan. Bahkan peta wisata juga bisa langsung dilihat. Masyarakat tinggal menyesuaikan dengan waktu dan selera saja. Ketua Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Riau Osvian Putra menjelaskan kondisi tersebut.
‘’Semakin maju seperti sekarang ini, masyarakat dengan gampang mencari dan menemukan objek-objek wisata baru melalui media sosial (medsos). Di satu sisi orang getol untuk menjadi yang pertama mengunjungi sebuah lokasi wisata baru yang mungkin saja selama ini luput dari pengamatan. Di sisi lain pula, masyarakat juga getol untuk pamer di akun medsos mereka,’’ katanya.
Kedua fenomena tersebut, kata Osvian, semakin klop dan saling bersinergi buat meramaikan sebuah objek wisata yang mungkin saja luput dari perhatian selama ini dan tiba-tiba menjadi viral di medsos dan akhirnya dibanjiri pengunjung.
‘’Ulu Kasok di Kampar serta kawasan Mandeh di Sumbar adalah contoh terbaik untuk fenomena ini. Begitu heboh di medsos, langsung viral. Pengunjung membeludak,’’ sambungnya.
Anak-anak muda sekarang juga sudah pintar mencari dan menciptakan spot berfoto yang instagrammable ditambah dengan pengetahuan serta gawai telepon pintar berkamera dengan fitur yang makin canggih dengan harga makin terjangkau. Kondisi ini membuat Osvian yakin kalau pariwisata di Riau tidak akan pernah sunyi. Bahkan sebaliknya, akan semakin ramai dan diminati.
‘’Saya yakin akan banyak muncul objek-objek baru ke depan. Apalagi libur Idulfitri cukup lama sehingga masyarakat punya cukup banyak waktu untuk mengeksplore apapun yang mereka angggap menarik dan unik,’’ kata Osvian.
Capai Puluhan Ribu Pengunjung
Jumlah pengunjung di tempat wisata dipastikan meningkat setiap musim Idulfitri tiba. Bur (64), pengelola lokasi wisata Puncak Cubodak yang terletak di tepian Danau PLTA Koto Panjang mengakui hal ini. Lokasi wisata miliknya yang dikelola secara swadaya ini baru dibuka setahun lalu. Tepatnya menjelang puasa tahun lalu. Meski baru dibuka, tapi jumlah pengunjung langsung banyak hingga puluhan ribu dalam waktu sepekan, tepatnya pada liburan Idulfitri.
Bur tidak menyangka jumlah pengunjung akan sebanyak itu, apalagi baru sehingga untuk fasilitas spendukung waktu itu masih belum sempurna. Ia sempat kewalahan. Pengalaman tahun lalu inilah yang dijadikan pelajaran. Selama setahun belakangan, Bur bersiap, melakukan pembenahan demi kenyamanan pengunjung, termasuk penambahan kamar mandi dan spot untuk berfoto serta tempat-tempat duduk.
‘’Musim Idulfitri pengunjung memang membeludak. Kalau musim puasa seperti sekarang ini sepi. Alhamdulillah, kami terus melakukan pembenahan dan penambahan fasilitas umum di Puncak Cubodak ini. Kami berusaha memberikan yang terbaik karena pengunjung yang datang ke sini bayar. Tiket masuk Rp10 ribu. Tapi kalau menginap dan menggunakan homestay yang ada, itu lain lagi biayanya. Tahun lalu jumlah pengunjung yang datang mencapai puluhan ribu,’’ ungkap Bur.
Hal senada diungkapkan Faisal Ali, pengelola Tepian Mahligai Indah yang lokasinya tidak begitu jauh dari Puncak Cubodak dan sama-sama di tepian Danau PLTA. Faisal mengelola tempat wisata ini secara berkelompok dan terus melakukan pembenahan serta penambahan fasilitas. Jika dulu jalan masuk dari tepian jalan raya hingga ke lokasi sekitar 1 km belum aspal, sekarang sudah diaspal. Salah satu tujuannya untuk menyambut pengunjung yang diprediksi membeludak saat Idulfitri.