PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- pengembangan Kawasan Industri Tenayan (KIT) yang sudah sejak lama jadi wacana bahkan menjadi pembahasan antara Pemerintah kota dan pihak legislatif sebelumnya didukung penuh oleh .Ketua DPRD Kota Pekanbaru Hamdani. Disisi lain, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menegaskan pembangunan kawasan ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing.
Pengembangan KIT yang ditargetkan jadi proyek strategis nasional 2020 ini diharapkan dapat memberikan banyak dampak positif dari berbagai sektor. Seperti berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat, terbukanya lapangan pekerjaan dan beragai dampak positif lainnya.
Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT bertukar cindera mata dengan perwakilan PT Bangun Riau Pertiwi
"Pada dasarnya kita mendukung pengembangan kawasan industri tenayan raya ini, namun tentunya kita akan memastikan dulu bahwa KIT harus menguntungkan masyarakat pekanbaru, yang kedua dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal," ungkap Hamdani, Selasa (8/10).
Selain itu, Lanjut Politisi PKS ini lagi, keberadaan KIT juga diharapkan harus ada efek secara ekonomis bagi masyarakat Kota Pekanbaru. "Maka kepentingan kami selain tenaga kerja, dampak ekonomi dan juga mendatangkan keuntungan bagi masyarakat Kota Pekanbaru harus bisa dijamin," paparnya.
Untuk itu, agar berada pada persepsi yang sama terhadap rencana pengembangan kawasan industri tenayan ini, pihaknya di DPRD Kota Pekanbaru akan berkoordinasi dan melakukan komunikasi dengan pihak Pemko untuk melakukan pemaparan."Kami minta data terlebih dahulu. Kami juga akan panggil pihak pemko untuk dapat menjelaskan dan juga PT SPP supaya bisa lebih detil dan kita bisa paham," harapnya.
Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menyaksikan penandatanganan MoU pengelolaan Pengelolaan Tenayan Eco Park (Kawasan Industri Tenayan) antara PT. Bangun Riau Pertiwi dengan PT. sarana Pembangunan Pekanbaru
Dalam pada itu, Pemko Pekanbaru membentuk tim percepatan untuk menggesa pembangunan KIT. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di pemerintah kota juga bakal berkolaborasi untuk menggesa pembangunan KIT. Apalagi KIT punya prospek ke depan dalam tingkatkan perekonomian dan pembangunan.’’Semua OPD ikut mendukung pengelola KIT dalam proses pembangunan kawasan itu," kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru Elsyabrina.
Kawasan industri seluas 266 hektar rencananya bakal dikelola oleh PT. Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP). Lahan KIT sudah memiliki legalitas. Pemko Pekanbaru akan mengusulkan ke Pemerintah Pusat agar memasukkan Kawasan Industri Tenayan (KIT) ke dalam proyek strategis nasional.’’ "Kita masih minta dukungan ke DPRD, agar DPRD dapat menyampaikan usulan KIT ini sebagai proyek strategis nasional,’’ ucap Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut.
Untuk memperjuangkan KIT sebagai proyek strategis nasional, terang Ingot, Wali Kota Pekanbaru juga mengajak DPRD berkonsultasi ke Kementerian Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal terkait KIT tersebut.’’Setelah berkonsultasi dengan kementerian, kami akan melakukan konsultasi di internal dengan organisasi perangkat daerah terkait. Kami juga akan menindaklanjuti dengan rapat dengar pendapat dengan DPRD untuk memperkaya pengembangan kawasan industri dan konsepnya," ujar Ingot.
Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT punya alasan mengapa jajarannya getol menggesa realisasi pembangunan KIT. Selain untuk memenuhi pencapaian kemajuan dari suatu wilayah perkotaan, tujuan membangun kawasan industri tak lebih untuk meningkatkan daya saing ekspor, terhadap daya saing harga jual komoditi hasil olahan industri pertanian atau sering dikenal dengan sebutan olahan hasil industri hulu."Kita membangun kawasan industri di Tenayan itu tujuannya untuk meningkatkan angka nilai jual ekspor kita terhadap beberapa hasil olahan industri," ujarnya.
Wali Kota menjelaskan, Provinsi Riau yang banyak dikenal sebagai daerah penghasil industri pertanian terutama dari hasil olahan industri perkebunan kelapa sawit, akan dapat lebih ditingkatkan menjadi daerah yang mampu bersaing dalam komoditi harga jual ekspor yang saat ini masuk dalam lingkup persaingan global.
Artinya, Industri pertanian daerah Riau saat ini tidak melulu hanya dapat menghasilkan komoditas hasil industri yang bergerak di bidang industri olahan saja, namun dari itu semua industri olahan tersebut bisa lebih ditingkatkan menjadi industri hilir."Intinya dari kita semua. Kalau kita bergerak dan bicara bagaimana meningkatkan revolusi dibidang industri, maka jawabannya kita harus bisa menciptakan industri tersebut berubah menjadi industri hilir. Industri hulu hanya mampu menopang daya saing nasional, tapi secara global kita harus dapat melangkah menuju persaingan komoditi ekspor,’’ tutupnya.(ADV)