Keinginan menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia bukan isapan jempol. Melalui event akbar bernama Muslim Fashion Festival (Muffest) kesungguhan itu dibuktikan. Ratusan desainer fashion berkumpul di sana. Menampilkan karya terbaik mereka yang siap bersaing di industri fashion dunia.
Laporan SITI AZURA, Jakarta
Mulai dari busana bertema muslim sports, batik lurik hingga busana bertema lady rider versi muslimah berhasil memberikan kesan tersendiri pada momen opening Muffest ke-4 yang diinisiasi Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini.
Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto didapuk membuka secara resmi helatan tersebut. Dengan menggunakan baju batik berpadukan sarung dan kopiah, ia menyampaikan sambutan di hadapan para hadirin yang terdiri dari perwakilan beberapa kementerian, korporasi, duta-duta besar dan lainnya. Ia mengaku sangat bangga dan memberikan dukungan penuh pada kegiatan tersebut. Airlangga tak lupa memuji para desainer muda asal SMK Kudus yang menampilkan karya dalam opening Muffest itu.
“Melalui kegiatan ini, kita bisa mendatangkan para buyer ke Indonesia. Selama ini kan, kita baru mengirimkan beberapa produk ke buyers yang berasal dari luar negeri. Namun, ke depan kita bukan lagi hanya memikirkan untuk mengirim saja. Tapi juga berpikir bagaimana mendatangkan langsung buyers ke Indonesia untuk membeli produk kita yang tak kalah bagus dari produk luar,” terangnya.
Dilanjutkan Airlangga, sektor fashion muslim ini akan terus didorong dan didukung pemerintah. Terlebih, pasar global busana muslim Indonesia saat ini sudah ini berkembang hingga 18 persen. Di sisi lain Airlangga mengatakan, Indonesia kini juga berada diposisi kedua sebagai negara yang mengembangkan fashion terbaik di dunia. Dengan potensisi yang besar itu, dia optimistis Indonesia mampu menjadi pusat fashion dunia.
Muffest sendiri sangat erat kaitannya dengan percepatan proses untuk menjadikan Indonesia sebagai world fashion centre tersebut. Sebab, di event ini banyak sekali muncul tren fashion muslim baru, desainer baru dan pembeli baru yang seluruhnya menjadi poin penting dalam mengembangkan produk muslim fashion ke kancah dunia.
Selama tiga hari ke depan, tepatnya dari tanggal 1 hingga 4 Mei, Muffest akan terus menampilkan hasil karya para desainer muslim. Baik melalui fashion show maupun melalui booth-booth milik desainer dan brand lokal yang tersebar di JCC. Kegiata ini dibuka untuk umum dengan biaya tiket Rp25 ribu per orang. Antusias para wanita muslimah sangat tinggi. Terbukti dari keramaian yang terlihat sepanjang acara.
Ada yang berbeda dari Muffest tahun ini. Di antaranya, keikutsertaan desainer yang menggunakan bahan viscose rayon yang ramah lingkungan atau dikenal dengan fashion sustainable.
Delapan desainer tersebut di-support penuh oleh perusahaan Asia Pacific Rayon (APR). Perusahaan ini memproduksi viscose rayon pertama di Indonesia. Viscone rayon kemudian diolah menjadi benang hingga tekstil atau kain. Kain tersebutlah yang digunakan oleh para desainer untuk menghasilkan produk fashion mereka.
Perusahaan yang berlokasi di Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau ini, ingin memperkenalkan keunggulan dari viscose rayon ini di ranah fashion. Dikatakan Director PT APR, Basrie Kamba, bahwa peragaan busana yang didukung oleh APR ini menampilkan prediksi tren fashion dunia di masa depan. Di mana bahan baku dari produksi ini menggunakan bahan alami sustainable yang ramah lingkungan dan baik untuk masa depan.
“Bahan viscose rayon berasal dari serat kayu yang dikelola secara berkelanjutan. Keunggulan bahan ini diantaranya ialah lebih sejuk, nyaman dan warnanya cemerlang. Cocok untuk sebagai kain pilihan dalam mode fashion,” terangnya.
Selain itu, bahan viscose juga lebih mudah diurai dari bahan lainnya. Viscose rayon pun mudah dikombinasikan dengan bahan apa pun. Misalnya, katun, denim dan lainnya. Menteri Perindustrian, Airlangga juga memuji komitmen APR dalam memajukan industri fashion. Menurutnya, bahan viscose rayon bisa menjadi pilihan bagi para produsen busana dengan segala keunggulannya tadi.
Ia juga sempat mengunjungi booth APR yang berada di Muffest dan merasakan langsung keunggulan dari bahan viscone rayon. Hasil karya para desainer yang dipajang di booth juga tak luput dari perhatiannya. Menteri optimis, nantinya bahan viscose rayon yang digalakkan PT APR ini bisa semakin booming dan memberi dampak positif bagi perkembangan fashion, khususnya muslim fashion.
Senada dengan itu, Director PT APR, Basrie juga mengaku pihaknya akan terus berusaha mendorong industri fashion.
“Ke depan, kita akan terus dorong dan perkenalkan bahan viscose rayon ini ke masyarakat. Sehingga, viscose rayon semakin dikenal dan diminati. Kami optimis itu bisa terwujud. Mengingat saat ini, APR merupakan satu-satunya perusahaan viscose rayon di Indonesia yang terintegrasi. Di sisi lain, keperluan kita akan viscose rayon juga tinggi. Jadi, peluang untuk terus mendorong produksi kain berbahan viscose ini bisa kami ambil,” terangnya lagi.
Dengan Muffest ini, diharapkan viscose rayon sebagai bahan yang ramah lingkungan semakin dikenal dan ikut menjadi trend bahan yang digunakan untuk memproduksi busana muslim nasional khususnya.
Ketua IFC, Ali Charisma yang juga menjadi satu dari delapan desainer yang menggunakan bahan viscose mengatakan bahwa, para pelaku fashion di Indonesia memiliki impian untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode dunia dan membawa dunia ke Indonesia.
‘’Dengan kekuatan pelaku industri lokal ini, kami yakin, busana muslim hasil rancangan desainer Indonesia bisa mendunia. Ini juga bisa menjadi ciri khas fashion yang sangat jelas.Terlebih, banyak support dari berbagai pihak. Salah satunya APR yang komit untuk mendukung pelaku fashion Indonesia seperti kami,” paparnya.