TEKNOLOGI INTEL

Menjembatani Kesenjangan Digital di Asia Tenggara

Teknologi | Minggu, 31 Januari 2016 - 14:56 WIB

Menjembatani Kesenjangan Digital di Asia Tenggara

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pertumbuhan penetrasi digital mulai mengubah kehidupan masyarakat di negara berkembang. Menjembatani kesenjangan digital di Asia Tenggara adalah salah satu tujuan yang Intel sudah membahasnya dalam waktu yang lama.

"Ketika memasuki tahun 2016 ini, kami merasa gembira bahwa hal itu kini menjadi kenyataan," kata Prakash Mallya, Managing Director of Intel Southeast Asia.

Baca Juga :Gadget Google Pixel 9 dan 9 Pro Rilis Oktober 2024, Cek Keunggulannya

Prakash menjelaskan, alasan utama terjadinya peningkatan yang tajam pada penetrasi perangkat telepon yang terhubung mendorong orang dari segala umur menggunakan internet. Beberapa tahun yang lalu, iPhone dan tablet belum ada. Harga PC setara dengan pendapatan gaji rata-rata untuk beberapa bulan, terutama bagi seseorang yang tinggal di sebuah kota kecil di Indonesia atau Vietnam. Teknologi komputasi belum terjangkau.

Saat ini, feature phones, smartphones, dan tablet mini memberikan konsumen akses teknologi dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Kualitas konektivitas 3G di Asia Tenggara juga terus membaik. Sekarang ponsel dan tablet menawarkan layanan 3G prabayar, yang memungkinkan mengakses data dengan biaya rendah. Ini telah mengubah keterjangkauan secara dinamis.

"Orang kini semakin mencari satu perangkat yang dapat "melakukan segalanya”, tidak lagi satu perangkat untuk browsing internet dan perangkat lainnya untuk panggilan telepon. Itulah tren utama, dan saya berharap banyak dari mitra Intel lokal seperti Advan dan Evercoss di Indonesia, Cherry Mobile di Filipina, dan I-Mobile di Thailand untuk memiliki tahun yang lebih berjaya dengan perangkat mereka di tahun 2016 ini," kata Prakash.

Perangkat dengan ukuran yang lebih kecil seperti Intel’s Next Unit of Computing dan Compute Stick juga mempunyai peluang besar, terutama di bidang seperti pendidikan. Ada sekitar 89 juta siswa di seluruh Indonesia, Thailand, dan Vietnam, yang jika dikombinasikan dengan penetrasi PC di berbagai negara-negara tersebut hanya sekitar 2,4%. Kawasan Asia Tenggara juga memiliki lebih dari 50 juta set televisi digital, namun sangat sedikit yang sudah compute-ready.

Dengan memasang Compute Stick, akan memungkinkan perangkat monitor menjadi smart, dan membantu jutaan anak-anak untuk bisa belajar di rumah. Sementara kegunaan sebagai hiburan juga sangat besar. Sebagai contoh, Intel telah menandatangani kesepakatan dengan penyedia telekomunikasi, seperti StarHub di Singapura dan PLDT di Filipina, untuk mem-bundling Compute Stik dengan layanan live video-streaming, dan sudah terbukti sangat populer.

Pengembangan perangkat yang menggabungkan sensor antarmuka, seperti kamera RealSense, menawarkan potensi besar di Asia Tenggara. Tren ini dimulai dengan PC dan komputer 2 in 1 yang memungkinkan orang untuk menggunakan wajah mereka sebagai password. Hal ini sekarang sedang diperluas untuk ke berbagai bentuk lainnya.

"Saat ini penggunaan aplikasi RealSense secara praktis belum cukup menjangkau kualitas teknologinya, namun ini yang akan terjadi pada beberapa tahun ke depan. Misalnya, teknologi RealSense bisa membantu melindungi keamanan pada industri yang sensitif atau wilayah pertambangan, atau di wilayah yang  sedang ada eksplorasi minyak dan gas," kata Prakash.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook