JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) belakangan mulai mendapat banyak sorotan. Bahkan, sorotan tersebut datang dari pelaku industri teknologi itu sendiri. Termasuk yang mulai bicara terkait dampak AI adalah Bill Gates, salah satu pesohor teknologi dari Microsoft.
Seperti yang ditakuti banyak pihak, Bill Gates juga menyebut bahwa kecerdasan buatan berpotensi sangat besar untuk mengambil alih pekerjaan kita.
"Kecerdasan buatan akan mengambil alih pekerjaan kita," ujar Bill Gates dilansir dari CNBC Internasional via Gizmochina.
Selama bertahun-tahun, ungkapan yang terdengar seperti lelucon ini juga diyakini Bill Gates telah menjadi kenyataan bahkan bagi dirinya sendiri. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, salah satu pendiri Microsoft itu mengatakan bahwa kecerdasan buatan akan berdampak besar pada pekerjaan di masa depan.
Dia memperkirakan bahwa AI akan mengotomatiskan banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia, tetapi dia juga percaya bahwa AI akan menciptakan pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang berbeda.
Gates juga percaya bahwa asisten AI pada akhirnya akan menjadi sangat canggih sehingga mereka dapat melakukan semua hal yang dapat dilakukan oleh Google Search dan Amazon, dan banyak lagi. Kecerdasan buatan akan dapat memahami kebutuhan dan kebiasaan kita, dan mereka akan dapat membantu kita dalam segala hal mulai dari mencari informasi hingga melakukan pembelian.
Gates sendiri bukan satu-satunya yang percaya bahwa AI akan berdampak besar pada tenaga kerja. Studi terbaru oleh McKinsey Global Institute menemukan bahwa hingga 800 juta pekerjaan dapat hilang akibat otomatisasi pada tahun 2030. Namun, studi tersebut juga menemukan bahwa hingga 950 juta pekerjaan baru dapat diciptakan dalam periode waktu yang sama, banyak di antaranya akan membutuhkan keterampilan dan pendidikan yang lebih tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, individu harus fokus pada pengembangan keterampilan baru yang dibutuhkan dalam ekonomi AI. Ini bisa termasuk belajar coding, ilmu data, atau kecerdasan buatan itu sendiri.
Selain itu, setiap individu juga harus mau mempelajari keterampilan baru dan beradaptasi dengan cara kerja yang baru. Ini akan menjadi penting agar tetap relevan dalam dunia kerja.
Membangun hubungan dengan orang-orang di industri AI juga dapat membantu individu tetap mengetahui tren dan peluang terbaru. Ini berarti bahwa individu perlu beradaptasi dan mau mempelajari keterampilan baru agar tetap relevan di dunia kerja dan harus dapat bekerja dengan alat dan teknologi bertenaga AI.
Gates juga mengatakan ada peluang 50-50 bahwa pemenang AI di masa depan ini adalah perusahaan rintisan atau raksasa teknologi.
“Saya akan kecewa jika Microsoft tidak datang ke sana,” kata Gates.
“Tapi saya terkesan dengan beberapa startup, termasuk Inflection,” tambahnya mengacu pada Inflection.AI, yang didirikan bersama oleh mantan eksekutif DeepMind Mustafa Suleyman.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman