JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Di Indonesia, pemerintah dan penyelenggara operator seluler (opsel) telah mengimplementasikan teknologi 5G secara komersial sejak tahun 2021. Setahun lebih berjalan, 5G di Indonesia masih terus digenjot baik dari segment device dan pemerataan jaringan oleh opsel.
Hal ini misalnya dibuktikan dengan banyaknya perangkat smartphone 5G terjangkau yang sudah banyak hadir di pasaran. Kemudian dari sisi jaringan, perluasan 5G juga terus dikebut opsel menggandeng penyedia infrastruktur telekomunikasi.
Dalam beberapa kesempatan, pemerintah yang mengurusi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sering menyebut bahwa implementasi jaringan telekomunikasi 5G akan merata pada tahun 2025. Selain di level konsumen atau perorangan, 5G juga diharapkan bisa menjadi enabler bagi ekosistem digital lainnya, termasuk ‘woro-woro’ Metaverse yang belakangan banyak jadi perbincangan masyarakat.
Merujuk laporan terbaru Ericsson, teknologi 5G disebut berpeluang untuk mendorong adopsi berbagai inovasi digital yang mana salah satunya Metaverse. Penyedia infrastruktur asal Swedia meyakini kalau jaringan internet terbaru ini cenderung lebih optimistis dalam melihat dunia tersebut ketimbang generasi sebelumnya.
Dalam laporan bertajuk ‘5G: The Next Wave’, Ericsson menyatakan 5G telah muncul sebagai enabler untuk mendorong adopsi layanan terkait Metaverse. Mulai dari bersosialisasi, bermain, maupun membeli barang digital di platform virtual 3D interaktif.
“Secara keseluruhan keterlibatan 5G merupakan bagian penting dari gaya hidup masa depan, mulai dari pemanfaatan video yang disempurnakan (enhanced video) hingga augmented reality (AR),” kata Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper melalui sesi khusus terkait perkembangan 5G di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Dirinya menambahkan, laporan tersebut juga menunjukkan pengguna 5G menghabiskan waktu lebih banyak untuk aplikasi Augmented Reality (AR) yakni mencapai dua jam per minggu, dalam dua tahun terakhir. Konsumen 5G rata-rata juga disebut menghabiskan satu jam lebih banyak per minggu dalam layanan terkait Metaverse ketimbang pengguna 4G.
Konsumen 5G juga dikatakan bakal mengonsumsi dua jam lebih banyak konten video pada setiap pekannya. Ericsson juga optimistis bahwa 1,5 jam di antaranya waktu yang digunakan untuk menikmati tayangan audio visual itu akan terjadi melalui kaca mata AR atau Virtual Reality (VR) pada 2025.
“Jadi ya, saat kalian memiliki koneksi jaringan yang kencang (highspeed), yang diuntungkan tidak hanya end user tetapi juga operator karena menyajikan pengalaman internet dengan lancar,” paparnya.
Sebagai pengingat juga, opsel yang telah menggelar 5G di Indonesia tercatat adalah Telkomsel, Indosat (saat itu masih Indosat Ooredoo), dan terakhir sampai dengan saat ini belum ada lagi adalah XL Axiata.
Ericsson sendiri memprediksikan pengguna data 5G akan menghasilkan pengalaman lebih dari jaringan 4G LTE saat ini. Gelombang pengguna 5G berikutnya disebut memiliki ekspektasi tinggi pada kinerja 5G, terutama terkait jangkauan jaringan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman