INCAR RAHASIA DAGANG

BMW dan Hyundai Dibidik Hacker

Teknologi | Kamis, 19 Desember 2019 - 02:46 WIB

BMW dan Hyundai Dibidik Hacker
Ilustrasi: Logo BMW. Produsen mobil asal Jerman itu menjadi target peretasan (BMWClub)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Hacker atau peretas dikabarkan tengah membidik salah satu raksasa otomotif dunia sebagai targetnya. Adalah BMW yang disebut menjadi sasaran hacker untuk kemudian mencuri informasi seputar rahasia dagang mereka.

Sebagaimana dilansir dari Engadget, Rabu (18/12), perjanjian BMW dengan VinFast Vietnam telah menjadikan perusahaan itu target peretas yang mencoba mencuri rahasia dagang. Menurut media Jerman, Bayerischer Rundfunk (BR), kelompok hacker yang membidik BMW dikenal sebagai OceanLotus.


Sebagai bagian dari operasi, peretas memasang alat yang disebut Cobalt Strike dan kemudian menggunakannya untuk mencoba mengumpulkan informasi rahasia.

Pakar keamanan di BMW mengetahui hal tersebut dan kemudian dilaporkan. Mereka menghabiskan beberapa bulan memantau para peretas sebelum memutuskan akses mereka bulan ini. Untungnya, serangan itu tampaknya gagal karena seorang pakar keamanan mengatakan para peretas kemungkinan tidak mendapatkan informasi sensitif dan tidak akan dapat mengakses sistem di kantor pusat perusahaan di Munchen, Jerman.

BMW tidak mengatakan banyak tentang insiden itu. Tapi, mengatakan kepada BR kalau mereka telah menerapkan struktur dan proses yang meminimalkan risiko akses eksternal yang tidak sah ke sistemnya dan memungkinkan mereka untuk dengan cepat mendeteksi, merekonstruksi, dan memulihkan jika terjadi insiden.

OceanLotus dilaporkan telah beroperasi sejak 2014 dan diyakini sebagai kelompok peretasan yang disponsori negara yang didukung oleh Vietnam. Kelompok itu sering menargetkan para pembangkang Vietnam dan negara-negara yang dilihat Vietnam sebagai saingan atau ancaman potensial.

Kelompok ini juga dikatakan telah menargetkan Hyundai, tetapi sedikit yang diketahui tentang upaya peretasan itu. Masih belum jelas apakah ada pembuat mobil lain yang ditargetkan.

Peretasan terbaru itu seharusnya tidak terlalu mengejutkan karena FBI memperingatkan perusahaan mobil bahwa mereka bisa menjadi target infeksi ransomware, pelanggaran data yang mengarah pada pengelupasan informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi, dan akses tidak sah ke jaringan perusahaan.

FBI mengatakan beberapa serangan ini telah berhasil dan memungkinkan para peretas untuk mencuri informasi sensitif, melakukan transfer informasi ilegal, dan kemudian meminta pembayaran uang tebusan.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook