JAKARTA (RIAUPOS.CO) - OpenAI telah meluncurkan aplikasi ChatGPT gratis untuk iOS. Ini adalah aplikasi smartphone resmi pertama untuk model bahasa viral, bergabung dengan bidang perangkat lunak kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) seluler pihak ketiga yang sedang ramai diperbincangkan ini.
Sayangnya, sebagai tahap awal, ini hanya tersedia untuk wilayah Amerika Serikat (AS) untuk saat ini. Meski demikian, perusahaan mengatakan akan memperluas ke negara tambahan dalam beberapa minggu mendatang.
Dari segi fitur, aplikasi OpenAI terlihat dan berperilaku seperti situs web ChatGPT yang saat ini banyak digunakan. Hanya saja, pada versi smartphone ini ada penambahan input suara menggunakan pengenalan speech recognition OpenAI.
Ini juga memungkinkan peralihan antara model bahasa standar dan GPT-4 untuk pelanggan ChatGPT Plus. Serta, ada juga riwayat percakapan (disinkronkan dari desktop jika Anda masuk dengan akun yang sama) dan kemampuan untuk mengekspor data dan menghapus atau mengganti nama percakapan.
Namun, plugin perusahaan yang baru diluncurkan , termasuk akses web langsung, tidak ada. OpenAI menyarankan pengguna Android tidak akan dibiarkan dalam kegelapan terlalu lama, seperti yang dijanjikan perusahaan, "Anda selanjutnya!"
Selain itu, versi App Store saat ini hanya dibuat untuk iPhone, jadi pengguna iPad harus tetap menggunakan situs web ChatGPT atau menggunakan aplikasi iOS yang secara canggung ditingkatkan ke ukuran tablet.
Baru-baru ini, OpenAI memperketat kontrol privasi ChatGPT. Perusahaan mengumumkan bahwa pengguna chatbot AI sekarang dapat mematikan riwayat obrolan mereka, mencegah masukan mereka digunakan untuk data pelatihan.
Kontrol baru yang telah diluncurkan ini mulai dapat ditemukan di bawah pengaturan pengguna ChatGPT di bawah bagian baru berlabel Kontrol Data. Setelah menonaktifkan "Riwayat Obrolan & Pelatihan", Anda tidak akan lagi melihat obrolan terbaru di sidebar.
Bahkan dengan riwayat dan pelatihan dimatikan, OpenAI mengatakan itu masih akan menyimpan obrolan Anda selama 30 hari. Itu dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan, dengan perusahaan mengatakan hanya akan meninjaunya jika perlu memantaunya. Setelah 30 hari, perusahaan mengatakan akan menghapusnya secara permanen.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman