PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Panglima Besar (Pangbes) Dewan Pengurus Pusat Lembaga Laskar Melayu Bersatu (DPP LLMB) Riau & Kepri, Datuk Ismail Amir SH MH, memberikan klarifikasi terkait viralnya video di Batam, dan menimbulkan kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat khususnya warga Pelalawan.
Ia juga meminta maaf atas beredarnya video tersebut dan menyebabkan tersinggungnya masyarakat Pelalawan atas pernyataannya dalam video tersebut
"Saya mengakui kalau video itu saya yang buat di salah satu hotel di Batam, bukan bertujuan untuk diviralkan, tapi hanya untuk keperluan internal, untuk disampaikan kepada pengurus LLMB sebagai bahan koreksi dan evaluasi," katanya, Ahad (30/1/2022).
Pernyataan yang terdengar dalam video itu adalah bentuk kekecewaan Pangbes beserta DPP LLMB Riau & Kepri karena merasa tidak dihargai saat datang ke Pelalawan untuk melantik panglima Pelalawan.
"Kami tidak mendapatkan adanya penyambutan, dan bendera LLMB juga tidak tampak berkibar serta pelayanan yang kurang baik yang kami rasakan, minimnya peserta yang hadir saat pelantikan begitu juga dengan penginapan yang tidak sesuai standar hingga makan sekadarnya saja," ujarnya.
Datuk Ismail menekankan, bentuk kekecewaan tersebut bukan ditujukan kepada masyarakat Pelalawan, tapi khusus kepada Panglima Umar sebagai Panglima di Pelalawan yang sebelum pelantikan sudah berjanji memberikan yang terbaik saat pelantikan, bahkan beliau siap dipecat atau mengundurkan diri jika tidak mampu memenuhi janjinya.
Dikatakannya, kekecewaan terhadap Panglima Umar juga bentuk akumulasi terhadap apa yang ia lakukan sebelum acara pelantikan itu, seperti terkait dengan dana kegiatan Mubes pada bulan Agustus 2021. "Ini sifatnya internal yang tak mungkin kami sampaikan secara terbuka, dan juga ketidakhadiran Panglima Umar dalam setiap pelantikan pengurus di daerah lainnya," imbuh Datuk Ismail.
Selain itu, terkait dengan pernyataan yang menyebut Bupati Pelalawan, Datuk Ismail menjelaskan, hal ini tak ada kaitannya dengan Bupati, namun hal itu ditujukan kepada Panglima Umar yang menurutnya tidak mampu mengkondisikan kehadiran Bupati Pelalawan dalam acara, sehingga berujung pamitnya Bupati Pelalawan saat ia menyampaikan sambutan.
"Demikian juga halnya dengan fasilitas hotel yang disebut dalam video tersebut, saya tidak menyebut nama hotelnya namun lebih menekankan tidak standarnya pelayanan yang diberikan panitia kepada saya selaku Panglima Besar LLMB dan pengurus DPP lainnya," tukasnya.
Datuk Ismail menambahkan, jika pihak hotel merasa dan beranggapan jika ia salah dalam penyampaian, maka sebagai Panglima Besar LLMB ia menyampaikan permohonan meminta maaf.
"Semoga bisa dipahami dan dimaklumi, dan saya berharap hal ini bisa mengakhiri kesalahpahaman ini. Terimakasih," tukasnya.
Menanggapi hal tersebut, Panglima Umar menjelaskan, dari pihak panitia sudah mempersiapkan dengan baik. Hanya saja, ada kendala keterlambatan yang disebabkan adanya agenda pelantikan Kepala Desa se-Kabupaten Pelawan secara mendadak.
"Pagi itu ada pelantikan mendadak Kades se Kabupaten Pelalawan, sehingga kami dari panitia dan saya sendiri mengurusi gedung daerah, kalau tidak diurusi membubarkan massa sangat susah," ucapnya.
Terkait tidak adanya peserta, Umar mengaku semua anggotanya yang akan dilantik sudah datang, bahkan pihaknya telah menyiapkan seragam. Sementara itu, terkait fasilitas penginapan, ia telah melakukan negosiasi dengan DPP, karena dikhawatirkan tidak maksimalnya penyambutan.
"Kami takut beliau kecewa karena hotel di sini itu yang ada, dan tidak seperti di Batam. Kami kasih pandangan, alangkah baiknya pas hari H datang, tapi Walpri bilang wajib, dan kami silahkan untuk datang. Ketakutan saya terjadi, sehingga tak maksimalnya penyambutan," tukasnya.
Selain itu, mengenai bupati, Umar mengatakan bupati memiliki jadwal yang sangat padat pada hari itu. Ia menilai, penegasan Pangbes seolah-olah mengusir bupati di forum mimbar.
"Langsung Datuk Ismail menegur, seolah-olah mengusir Pak Bupati di forum mimbar, 'Kalau Pak Bupati ada acara silahkan tinggalkan kami di sini', saya merasa tersinggung juga, malu saya sama Pak Bupati," ucapnya.
Dikatakan tak pernah hadir, Umar menampik hal tersebut, ia mengaku sempat menghadiri pelantikan yang diadakan di Perawang.
Saat disinggung masalah tidak adanya umbul-umbul, ia mengungkapkan bahwa sebelumnya ia sudah mengkonfirmasi ke DPP, di mana tersedia 500 umbul-umbul di DPP.
"Dua hari sebelum pelantikan, saya mau ambil, tapi ternyata banyak yang tak layak pakai, jadi satu pun tidak ada dipakai," pungkasnya.
Laporan: Mujawaroh Annafi (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra