Budayawan Riau Usul Datuk Tabano Nama Ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan

Sumatera | Minggu, 27 November 2022 - 20:30 WIB

Budayawan Riau Usul Datuk Tabano Nama Ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan
Akses masuk Tol Pekanbaru-Bangkinang, di Sungai Pinang, Kampar, beberapa waktu lalu. Nama ruas jalan tol kedua di Riau ini, diusulkan Budayawan Riau Yusmar Yusuf menjadi Datuk Tabano Toll Road. (EGP/DOK.RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Budayawan Riau, Prof Yusmar Yusuf mengusulkan nama Datuk Tabano untuk nama ruas Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan.

“Tentang nama ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan itu sebaiknya dengan nama yang indah dan merujuk pada tokoh lokal yang gagah pada era kolonial, Datuk Tabano,” kata Yusmar kepada Riaupos.co, Ahad (27/11/2022).


Mengapa Datuk Tabano? Guru Besar Sosiologi (Malay Studies) FISIP UNRI ini mengatakan, beliau merupakan Datuk Tuo dari Suku Melayu, Dubalang, Panglima dan Ulama. Beliau lahir pada  1860 dan wafat pada usia 40 tahun di tahun 1900.

“Beliau ini tokoh besar adat Limo Koto,” sebut Yusmar lagi.

Yusmar menyebut, biasakan memberi nama-nama tokoh besar dalam sejarah tempatan. Ini, bukan sesuatu yang aneh nama ruas tol dengan nama figur seperti Tol Prof Sedyatmo. Beliau adalah penemu teknologi cakar ayam untuk ruas tol arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Begitu juga nama ruas tol elevated Jakarta-Cikampek dengan nama Pangeran Mohammed bin Zayed (MBZ/Uni Emirat Arab).

“Pemprov Jabar juga akan mengusul nama Tol Ali Sadikin untuk ruas Bandung arah Garut sampai Tasik (Cigatas),” ujarnya.

Yusmar juga meminta pihak terkait/berwenang untuk menghindari memberi nama ruas tol dari hasil pemutilasian kata atau nama kota yang terhubung oleh ruas itu.

"Pekanbaru-Bangkinang kok jadi Pekbang atau Penang. Lalu Bangkinang-Pangkalan kok dipotong-potong seenak bunyi menjadi BangLan,” ungkapnya.

Kebetulan, ruas Bangkinang-Pangkalan, berakhir dalam wilayah Riau (Kecamatan XIII Koto Kampar). Maka layak Riau (Kampar) menabal nama ruas ini DT Tabano Toll Road. 

Ruas ini adalah lonjoran akan kesadaran sejarah ruang dan logika ruang alam adat Limo Koto. Sebuah garis dinamis modern yang membentang dalam ruang alam Limo Koto.  Dia menuju punggung Bukit Barisan.

“Kalau pun jadi nanti ruas Pangkalan-Payakumbuh (dalam wilayah Sumbar), itu hal mereka memberi nama ruas itu,” tutupnya.

Laporan: Gema Setara (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook