PENGAKUAN ISTRI YANG MENDERITA

Tiap Malam Korban Dijemput dari Kamar Suruh Gituan dengan Suami Tersangka

Sumatera | Jumat, 27 November 2015 - 00:34 WIB

Tiap Malam Korban Dijemput dari Kamar Suruh Gituan dengan Suami Tersangka
Ilustrasi.

TAPANULI SELATAN (RIAUPOS.CO) - Kisah ini lanjutan dari kisah seorang istri yang menderita di dalam keluarga suaminya. Adalah OW, sang korban, membeberkan tindak kekerasan seksual yang diduga dilakukan kedua mertuanya.

Menurut OW, baik sebelum menikah maupun sesudah menikah, penderitaan demi penderitaan terus dialaminya. Bahkan ketika sebelum menikah, OW sering dijemput YB yang kemudian jadi mertuanya) dari kamarnya untuk disuruh ke kamar Ina guna melayani nafsu seksual suami Ina. Parahnya, saat adegan itu terjadi, Ina menungguinya di pintu kamar. Dan pelampiasan nafsu sang ayah mertua (EG) itu berlanjut hingga ketika dia sudah menikah dengan anak pria yang menggaulinya itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rabu (25/11/2015) lalu, OW yang ditemui di "rumah aman" menceritakan sekelumit kisah hidupnya yang penuh dengan penderitaan. Sejak berumur 8 tahun, NG, ibu kandungnya sudah berpisah (cerai) dengan bapaknya TW. Dari hasil pernikahan orangtuanya itu, OW mempunyai satu adik laki-laki yang dirawat kakeknya.

Sejak itu pula, hubungan OW dan ibu kandungnya terputus. Jangankan untuk berkomunikasi, pertemuan yang selalu diharapkan OW juga tak pernah terwujud.

“Waktu saya masih kecil, bapak dan ibu sudah berpisah. Saya punya satu adik laki-laki, tapi dibawa oleh kakek saya,” ungkap OW.

Setelah perpisahan kedua orang tuanya itu, TW, bapaknya kembali menikahi seorang wanita, DL. Dari pernikahan sekitar delapan tahun silam itu, OW mendapat 3 adik tiri dan menetap di rumah yang letaknya hanya berjarak 20 meter dari kediaman keluarga mertuanya di Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan.

Sebulan menetap di sana, OW dikenalkan bapaknya kepada keluarga mertuanya. Di situ, awal mula kisah sedih kehidupan OW dimulai. Ia dititipkan kepada keluarga YG karena bapaknya selalu pergi merantau meninggalkannya, ibu tiri, dan ketiga adiknya.

“Bapak kerjanya selalu merantau, karena di kampung itu kami tidak punya kebun. Paling hanya mengguris kebun karet punya orang lain,” ujarnya sedih mengingat kedua orangtuanya yang mungkin belum mengetahui kejadian yang menimpanya itu.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook