PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Riau bersama unsur terkait memantau arus pergerakan orang di pos pemeriksaan (checkpoint) di wilayah perbatasan Provinsi Riau dengan provinsi tetangga. Sebanyak 232 personel gabungan disiapkan bersiaga di posko pemeriksaan selama 24 jam secara bergantian.
Kebijakan ini dilakukan untuk antisipasi penularan dan lonjakan kasus setelah libur panjang nantinya. Ini berkaca pada saat libur panjang pada akhir Juli dan awal Agustus lalu. Hingga saat ini kasus penularan Covis-19 di Provinsi Riau belum terkendali.
Hingga kemarin (26/10), Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 204 pasien positif Covid-19. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 13.749 pasien.
"Sementara itu juga terdapat penambahan 306 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sehingga total pasien positif yang sembuh sebanyak 9971 orang. Sedangkan untuk pasien positif yang meninggal dunia sebanyak 307 pasien," ujar Mimi.
Dalam pada itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, 232 personel itu terdiri dari unsur TNI-Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan juga Dinas Kesehatan baik provinsi maupun kabupaten/kota. Tim ini akan berjaga di posko hingga 2 November mendatang.
"Hal ini untuk mengantisipasi adanya orang-orang yang berusaha menghindari petugas dengan melakukan perjalanan malam hari," ujar Gubri.
Untuk lokasi pos pemeriksaan tersebut yakni di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar dan Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuansing yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Kemudian Kecamatan Bagan Sinembah, Rokan Hilir yang berbatasan dengan Sumatera Utara.
"Dan yang keempat di Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir yang berbatasan dengan Jambi. Setiap satu pos pemeriksaan personel gabungan sebanyak 58 orang," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk melakukan koordinasi terkait posko tersebut, pihaknya juga melakukan rapat koordinasi secara virtual dengan Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten/kota. Di mana poin yang dibahas yakni antisipasi penularan Covid-19 pada waktu panjang ini mulai Rabu (28/10) besok.
"Kami sudah meminta kepada semua kabupaten/kota agar menyikapi arahan dari Menkopolhukam dan Menteri Dalam Negeri terkait pencegahan Covid-19. Termasuk juga antisipasi tempat wisata di masing-masing daerah yang diprediksi banyak orang akan berkunjung ke sana. Baik di Kampar, Siak, Kuansing, Rokan Hulu, Dumai, dan Rupat," sebutnya.
Dari hasil rapat koordinasi tersebut, juga dibicarakan terkait rapid test yang tetap menjadi syarat utama bagi orang yang akan keluar atau masuk ke Riau. Pihaknya berharap masyarakat dapat mematuhi aturan tersebut.
"Harapan kami ini juga dipatuhi baik itu orang yang keluar daerah maupun orang yang masuk ke Riau. Bukan hanya jalur darat tapi juga laut dan udara," ujarnya.
Perbatasan Kuansing-Sumbar
Di Kuantan Singingi (Kuansing), pos pemeriksaan sudah siap didirikan Senin (26/10) siang. Namun, pos yang berada di perbatasan Kuansing menuju Sumbar, tepatnya di Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik itu baru dioperasikan Selasa (27/10) pagi.
Menurut Plt Bupati Kuansing Roni Rahkmat S STP MSi, tim gabungan sudah mulai bekerja mempersiapkan tenda dan perlengkapan posko sejak siang kemarin.
"Posko sudah didirikan. Tinggal penempatan lagi. Begitu juga dengan sarana dan prasarana seperti air bersih dan aliran listrik. Saat ini upaya yang dilakukan meningkatkan koordinasi dengan tim dari provinsi," kata Roni kepada Riau Pos.
Dalam data petugas yang akan ditempatkan di posko perbatasan tersebut berjumlah 59 petugas dari satuan gabungan. Namun demikian, lanjut Roni, Pemkab Kuansing akan menambah personel lain seperti Dishub dan OPD lainya.
"Tadi (kemarin, red) kami sudah laporkan ke Pak Gubernur terkait data terakhir jumlah Covid-19 di Kuansing, termasuk kesiapan kami mendirikan posko di perbatasan Kuansing-Sumbar," kata Roni.
Menurut Roni, di perbatasan Kuansing-Sumbar tersebut termasuk lalu lintas padat kendaraan. Sebab, setiap hari keperluan bahan pokok masyarakat Kuansing masih bergantung dengan provinsi tetangga.
"Kami masih menunggu petunjuk teknis dari provinsi terkait pemeriksaan di perbatasan. Nanti setelah teman-teman dari provinsi datang, baru kami terapkan," kata Roni.
Wajib Rapid Test
Diprediksi arus manusia keluar masuk perbatasan Sumbar-Kampar akan meningkat tajam. Menghadapi libur panjang mulai tengah pekan ini nanti, Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Kampar akan memperketat perbatasan dua wilayah tersebut.
Juru bicara Tim Satgas Dedy Sambudi menyebutkan, Pemkab Kampar bersama Tim Satgas telah menyetujui dibangunnya sejumlah posko. Salah satunya posko dekat perbatasan Sumbar-Riau di bagian hulu wilayah Kampar. Dedy yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kampar juga memastikan, mereka yang keluar-masuk wilayah Riau harus menjalani rapid test.
"Selama perjalanan ke luar dan masuk wilayah Provinsi Riau, pengendara wajib menunjukkan bukti rapis test dengan hasil nonreaktif yang berlaku paling lama 7 hari sejak dikeluarkan. Apabila tidak dapat menunjukkan hasil rapid test maka wajib melakukan tes di posko dengan biaya mandiri atau kembali ke daerah asal," tegas Dedy.
Dedy menyebutkan, Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Kampar menindaklanjuti instruksi Gubri dengan membentuk posko di perbatasan sebagai pos pemeriksaan bagi arus lalu lintas yang melewati dua wilayah tersebut. Tidak hanya Provinsi Riau, Sumbar pun saat ini sedang terjadi peningkatan angka kasus baru Covid-19.
"Pemkab Kampar akan melaksanakan instruksi Gubernur Riau tersebut, yaitu pendirian pos pemeriksaan Covid-19. Posko ini nantinya akan berada di Kelok Indah, wilayah Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar. Petugas lengkap akan berjaga di sana," ungkapnya.
Selain menjaga perbatasan untuk menjaga arus masuk-keluar manusia, Tim Satgas juga akan memperhatikan sejumlah destinasi wisata di wilayah Kampar yang juga diprediksi akan meningkat jumlah kunjungannya. Dirinya mengimbau seluruh pengelola tempat wisata untuk mematuhi protokol kesehatan. Ada sanksi dan denda menanti bila kedapatan melanggar sesuai dengan Perbup No 44 Tahun 2020.
373 Pasien Sembuh, Positif Bertambah 57 Orang
Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang sembuh di Kabupaten Bengkalis mencapai 373 orang. Dengan begitu jumlah pasien yang sembuh di atas angka 50 persen hingga Senin (26/10). Namun begitu pasien baru terkonfirmasi positif di Bengkalis juga bertambah. Data dari Diskes Bengkalis tercatat sebanyak 780 orang.
"Tambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 57 orang. Kabar baiknya hari ini pasien sembuh tujuh pasien," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bengkalis Ns Popy Yulia Santisa SKep.
Dikatakannya, jumlah pasien yang dirawat atau diisolasi di rumah sakit sebanyak 37 orang. Di Balai Diklat BKD Bengkalis 14 orang.
"Terbanyak itu isolasi mandiri di rumah 341 orang. Diharapkan pasien isolasi di rumah bisa mendisiplinkan diri untuk tidak keluar rumah," harap Popy.
Selain itu Popy juga menganjurkan, agar masyarakat terutama di daerah pademi Covid-19 sering mengkonsumsi vitamin yang cukup. Juga menjaga pola hidup sehat, makan buah dan sayuran. "Sekali lagi, jangan lupa pakai masker, jaga jarak dan juga cuci tangan," harapnya.(sol/yas/muh/esi/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)
Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan