TANGGAP DARURAT PASAMAN 17 HARI

1.200 Penduduk Mengungsi

Sumatera | Sabtu, 21 November 2015 - 10:10 WIB

1.200 Penduduk Mengungsi
Warga melintasi genangan lumpur disebabkan banjir bandang yang menerjang Jorong Soma, Nagari Muaratais, Kecamatan Mapattunggul, Pasaman, Senin (16/11/2015) lalu.

PASAMAN (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kabupaten Pasaman menetapkan tanggap darurat bencana selama 17 hari setelah banjir bandang menerjang Jorong Soma, Nagari Muaratais, Kecamatan Mapattunggul, Senin (16/11) lalu. Tanggap darurat dimulai 20 November sampai 7 Desember mendatang. Sedikitnya, 400 KK di daerah itu menjadi korban keganasan banjir bandang.

“Ada sekitar 400 KK yang jadi korban. Dalam satu KK tersebut anggota keluarganya ada 3 atau 4 orang. Kami sudah menyalurkan bantuan untuk mereka,” sebut Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman A Syafei Siregar, Jumat ( 20/11).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pemkab Pasaman menetapkan 17 hari ke depan sebagai masa tanggap darurat untuk pemulihan daerah yang terdampak bencana. Penyebab sementara banjir adalah dari sisa-sisa penebangan kayu yang membusuk dibawa hujan ke sungai. Penebangan itu diduga bersumber dari pembukaan ratusan hektare lahan perkebunan kelapa sawit tahun 2006-2007 di hulu Batang Tibawan, Jorong Soma.

Dulunya kayu-kayu ditebangi di kawasan itu, untuk membuka lahan perkebunan salah satu perusahaan besar. Namun, setelah dilakukan penebangan, perkebunan itu tidak jadi ditanami. Sehingga lahan itu menjadi lahan mati.

“Diduga sisa-sisa kayu penebangan itulah, yang dibawa hujan ke sungai, menumpuk dan menyumbat arus sungai, sehingga memicu banjir bandang,” jelasnya.

A Syafei juga mengungkapkan penyebab banjir juga dapat dipicu oleh perladangan warga yang berpindah. “Masyarakat masih berladang berpindah dengan cara membuka lahan dari suatu tempat ke tempat lain. Sisa penebangan itu, masuk ke sungai membusuk dan menyumbat arus sungai saat hujan lebat,” terangnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook