Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Padang Ekspres memantau sejumlah keberadaan bank sampah. Salah satunya, Bank Sampah Kampung KB Bangau Putih. Seperti apa eksistensinya?
(RIAUPOS.CO) -- JUMAT (14/6) pagi cuaca di Kota Padang cukup cerah. Bangunan dengan nuansa warna biru berukuran 3x3 meter tersebut tampak berbeda dibanding bangunan lain di sekitar. Di terasnya, sudah terkumpul kumpulan kardus yang telah diikat. Kumpulan gelas bekas minuman plastik dan botol minuman dibungkus plastik hitam.
Pada bagian depan bangunan itu, melekat sebuah baliho dan tertancap sebuah palang merek bertuliskan Bank Sampah Kampung KB Bangau Putih. Ya, alamat bank sampah itu di RW 17 Kelurahan Parupuak Tabiang, Kecamatan Kototangah, Kota Padang.
Melalui bank sampah ini, penduduk sekitar diajak untuk peduli terhadap sampah sekaligus menjadikan sampah lebih bernilai ekonomi. Bahkan, bisa menabung dari hasil penjualan sampah. Dengan demikian, bisa dijadikan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Sejak berdiri pada Desember 2018 lalu hingga saat ini, Bank Sampah Kampung KB Bangau Putih ini masih tetap eksis beroperasi dua kali dalam seminggu, setiap hari Selasa dan Jumat. Para anggota aktif masih rutin menabung sampah, jika ditotalkan bisa terkumpul ratusan kilogram sampah dalam seminggu. Mereka bisa mendapat penghasilan tambahan dari sampah tersebut.
Persis di depan seberang bank sampah itu, sebuah rumah di depan pekarangannya tampak salah seorang ibu sibuk membersihkan botol minuman bekas yang akan ditabung di bank Sampah Kampung KB Bangau Putih.
Yusni, namanya. Salah satu anggota aktif Bank Sampah Kampung KB Bangau Putih. Wanita kelahiran 56 tersebut menuturkan telah bergabung sejak awal bank sampah berdiri. Dia mengakui, ikut bergabung sebagai anggota bank sampah ini selain ikut menjaga lingkungan tetap bersih, juga untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Tidak hanya itu, wanita yang memang sehari-hari bekerja mengumpulkan sampah ini, bisa merasakan manfaat dengan bisa sedikit menabung melalui program yang disediakan Bank Sampah.
”Biasanya hasil yang saya peroleh dari penjualan sampah di bank sampah ini dalam seminggu itu Rp300 ribu hingga Rp400 ribu. Setelah dibelikan kebutuhan pokok, lalu saya tabung sedikit Rp50 ribu,” ungkapnya.
Dia menambahkan, saat ini tabungannya mencapai Rp1 juta. Uang tersebut sebagai simpanan dan nantinya bakal digunakan jika ada keperluan mendesak. ”Bukan untuk biaya pendidikan anak, tetapi untuk keperluan mendesak, karena anak saya sudah kerja semua,” imbuhnya.
Ketua Pengelola Bank Sampah Kampung KB Bangau Putih, Amaniarty, menceritakan awal berdirinya bank sampah ini dari inisiasi pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumbar bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PPKLH) Universitas Negeri Padang.
”Pak Indang Dewata dan pihak BKKBN yang datang ke sini. Lalu beliau menawarkan kepada saya bagaimana kalau membuka bank sampah di sini. Rata-rata kan di sini masyarakatnya pemulung sampah. Daripada mereka menjual sampahnya ke tempat jauh, lebih baik didirikan bank sampah di sini. Selain lingkungan di sekitar sini bisa lebih bersih, mereka juga bisa menabung,” kisahnya.
Ibu dari empat anak ini menjelaskan pola penerapan bank sampah ini dengan sistem pengumpulan sampah di rumah masing-masing.***
Laporan Indra Kurniawan, Padang