PADANG LAWAS (RIAUPOS.CO) - Informasi adanya oknum kepala sekolah yang berbuat cabul pada siswinya terjadi lagi. Kali ini datang dari Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Adalah IP, seorang kepala sekolah di kabupaten itu kini tidak datang mengajar ke sekolah untuk menghindari kemarahan pihak keluarga sebut saja namanya Melati.
Meskipun diduga mencabuli Melati, namun IP belum dilaporkan ke polisi. Informasi yang dihimpun Metro Tabagsel (Riau Pos Group), Sabtu (14/11/2015) dari sejumlah pihak, dugaan peristiwa cabul terjadi Kamis (12/11/2015) saat proses belajar-mengajar sedang berlangsung di salah satu sekolah menengah atas berbasis agama itu.
Lalu, oknum kepala sekolah memanggil Melati, salah seorang siswi kelas III IPA ke ruangannya untuk memperbaiki stelan papan nama. Dipanggil oleh kepala sekolah, Melati patuh. Begitu sampai ruangan, IP langsung membuka baju dan memegang tangan Melati.
Sontak saja Melati kaget. Diperlakukan begitu, dia berontak. Selanjutnya, lari ke luar ruangan sambil menangis. Guru-guru yang melihat Melati seperti ketakutan, langsung bertanya apa yang terjadi. Dia pun menceritakan apa yang barusan dialaminya di dalam ruang kepala sekolah tersebut.
Mendengar kejadian itu, guru-guru bersama siswi melapor ke Kakan Kemenag Palas. Ironisnya, kejadian itu juga mengungkapkan hal yang sama pernah dialami dua siswi lainnya; Mentari dan Anggrek, keduanya nama samaran.
Mendapati laporan yang memalukan itu, Kakan Kemenag Palas Amran Hasibuan menyarankan agar oknum kepala sekolah itu tidak masuk lagi. Hal itu untuk menyelamatkan IP dari tindakan keluarga korban yang tak diinginkan. Dan, sejak Jumat (13/11/2015) IP, sudah tidak masuk sekolah lagi. Proses belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya.