Bukannya langsung mencari bantuan, Siau Ping justru meminta Juliana untuk tidak melahirkan dulu sebelum sampai di Batam. ’’Saya bilang, ini bukan mau saya, ini mau anaknya, mana bisa saya tahan kalau anaknya mau lahir,’’  tutur Juliana sambil terdengar melepas tawa di ujung penyampaiannya itu.

Dalam kondisi panik tersebut, akhirnya sang ibu meminta bantuan kepada seisi kapal. Mulai dari kru kapal, hingga penumpang yang memenuhi kapal tujuan Batam ini. Juliana mengaku masih mengingat ketika ibunya menitipkan anak pertamanya ke salah satu penumpang wanita. Kemudian ibunya menghampiri petugas, meminta petugas memberikan arahan agar penumpang yang memiliki pengalaman menangani proses persalinan untuk bisa segera membantu.

Saat itu beberapa penumpang yang sempat dimintai tolong, ikut ketakutan karena memang mereka tidak pernah terlibat dengan hal tersebut. Hingga akhirnya kabar baik itu datang dengan hadirnya salah satu penumpang yang berprofesi sebagai bidan.

’’Ibu saya titipkan anak saya dan pergi minta bantuan, saya lihat dia berkeringat, dia kaget dan takut sekali,’’ kata Juliana lagi

Karena rasa sakit yang dialaminya, Juliana mengaku sudah abai dengan keadaan di sekitarnya. Ia baru menyadari bahwa proses persalinannya di kursi kapal ini disaksikan oleh banyak penumpang, ketika persalinan secara normal tersebut selesai dilakukan.

Ia mengaku malu sekali, akan tetapi tidak bisa berbuat banyak karena memang keadaan darurat yang berlaku ketika itu. Ia yang juga mengetahui besarnya kontribusi penumpang selama sekitar 30 menit proses persalinannya tersebut, mengaku sangat terharu.

’’Pas saya lihat, semua ada, kain ada gunting ada, selimut ada, semua dari penumpang. Terharu juga, semua yang dibutuhkan ada,’’ tutur Juliana lagi.

Lebih jauh, Juliana menjelaskan bahwa anaknya langsung menjadi perhatian penumpang. Banyak warga yang meminta untuk bisa berfoto dengan anaknya, mengabadikan momen langka yang entah kapan bisa terulang kembali.