‘’Iya, ada beberapa peneliti kita yang ikut membantu penelitian di Goa Lida Ajer. Salah satunya bernama Rokus Due Ewe. Sayang, beliau sudah meninggal, saat penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature edisi Agustus lalu,’’ kata Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Profesor Harry Truman Simanjuntak ketika dihubungi Padang Ekspres (Riau Pos Group), Senin (4/9).
Bagi Puslit Arkenas, hasil penelitian di Goa Lida Ajer yang dipublikasikan di jurnal ilmiah dunia tersebut merupakan sesuatu yang patut disyukuri bangsa ini. ‘’Jika tidak ada klaim-klaim keberatan dari ahli-ahli lain di dunia, seperti sudah berlangsung sejauh ini, maka fosil gigi manusia modern yang ditemukan di Goa Lida Ajer itu, akan menjadi fosil manusia modern tertua di ASEAN, setidaknya di Indonesia. Sebab, fosil gigi itu diperkirakan sudah berusia 67 ribu hingga 73 ribu tahun lalu,’’ kata Harry Truman.
Profesor Riset yang pernah meraih penghargaan Sarwono Award dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menyebut, selama ini fosil homo sapiens tertua di ASEAN, diyakini adalah fosil yang ditemukan pada salah satu gua di Filipina. Usia fosil itu diperkirakan 67 ribu tahun. ‘’Hanya saja, penelitinya sendiri masih meragukan apakah fosil itu memang fosil homo sapiens atau tidak. Sebab, baru meneliti dari fosil giginya saja,’’ bebernya.(frv/rnl)