PADANGPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kasus penderita HIV/AIDS di Kota Padangpanjang, mengalami peningkatan drastis pada tahun 2016, yakni sebanyak 14 penderita. Peningkatan ini diduga dipicu oleh prilaku seks bebas dan narkoba di kalangan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Pj Kadis Kesehatan Yevi Maslinda, Ahad (13/3/2016).
Dikatakannya, untuk penderita HIV/AIDS pada tahun 2015 berjumlah 7 penderita, sementara pada tahun 2016 penderita bertambah menjadi 14 penderita di Kota Padangpanjang.
“14 penderita ini sudah terdata sebagai penderita yang sudah terkontaminasi virus HIV/AIDS di Padangpanjang. Namun, empat dari jumlah penderita bisa dikatakan positif. Sementara lainnya belum bisa kita pastikan positif,” ujar Yevi kepada Posmetro Padang (Riau Pos Group).
Sementara itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Padangpanjang melakukan penekanan jumlah dengan cara menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Kata Yevi, sosialisasi lebih terfokus kepada cara pencegah penularan penyakit HIV/AIDS.
“Penyebaran virus HIV harus dihindari sejak dini, mengingat penyakit yang mematikan tersebut bisa berakibat fatal terhadap manusia. Untuk jenis penyakit ini, kita memang perlu mewanti-wanti diri untuk tidak melakukan hal-hal yang berindikasi terjangkitnya ataupun penularan virus HIV di dalam diri kita," ujaranya.
Dijelaskannya, proses penularan penyakit HIV/AIDS tersebut, dari salah satu penyebab utamanya adalah melalui hubungan seks bebas dan melalui jarum suntik narkoba yang terpakai secara bersamaan atau bergantian oleh dua orang yang berlainan atau lebih.
Adapun cara mencegah seseorang untuk tidak tertular atau terjangkit penyakit HIV/AIDS tersebut, sebut Yevi, di antaranya adalah dengan cara menghindari tempat-tempat yang beresiko berjangkitnya HIV/AIDS, seperti lokasi pelacuran dan hindari penyalahgunaan narkoba, seperti pemakaian jarum suntik yang bersamaan.