KEJANG-KEJANG DAN MUNTAH DARAH

Kisah Pilu Seorang Ibu yang Anaknya Meninggal Setelah Disuntik Obat

Sumatera | Rabu, 09 Maret 2016 - 01:26 WIB

Kisah Pilu Seorang Ibu yang Anaknya Meninggal Setelah Disuntik Obat
Ilustrasi.

MEDAN (RIAUPOS.CO) - Hati ibu mana yang tidak sedih saat menghadapi kenyataan ditinggal pergi anak kesayangan untuk selamanya? Apalagi kalau kepergian sang anak diliputi kejanggalan-kejanggalan.

Itulah yang dialami Mairawati (36) dan suaminya M Junaidi (36). Warga Jalan Sepat, Medan ini kehilangan sang anak, Alpario Junaidi (10). Alpario meninggal setelah disuntik obat, kejang-kejang lalu muntah darah.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mairawati yang ditemui di rumah duka menuturkan, peristiwa itu bermula saat Alpario sakit demam tinggi Jumat (4/3/2016) lalu. Karena panasnya tak turun, dia dilarikan ke klinik dekat rumah mereka. Namun sehari dirawat di sana, panas korban tak kunjung turun.

Karena khawatir, Mairawati membawa Alpario ke Klinik Rizki, di Jalan Perjuangan Kecamatan Medan Perjuangan. Di sana, korban ditangani dokter wanita yang identitasnya belum diketahui.

”Karena panas anakku tak berkurang, makanya aku bawa dia ke Klinik Rizki. Harapanku, keadaannya bisa lebih baik," kata Mairawati sambil berlinang air mata. Usai memeriksa, sang dokter mendiagnosa Alpario menderita tipus hingga harus diinfus dan disuntik obat penurun demam, muntah, dan mual.

Setelah mendapat penanganan medis itu, Alpario kemudian dipindahkan ke kamar rawat. Beberapa jam berselang, kondisi korban sempat membaik. "Saat dipindahkan ke kamar rawatan, kondisi anak saya sudah membaik. Saya kasih obat empat jam sekali sesuai anjuran dokternya. Panasnya sudah turun dan sudah mau makan. Malah dia sudah sanggup bermain-main. Dia juga sudah minta pulang dengan dalih tak betah karena tak bisa nonton televisi," kenang Mairawati.

Melihat kondisi korban yang sudah membaik, kedua orangtua dan keluarga yang menjenguk tentu saja senang. Namun sekitar pukul 18.00 WIB, kamar Alpario didatangi suster yang sudah berganti shift dengan yang jaga pagi. Kala itu, suster yang belum diketahui identitasnya itu ingin menyuntik korban.

"Saat itu saya sempat bertanya itu suntik untuk apa? Dan dijawab suster itu, untuk obat penurun panas. Terus saya bilang, anak saya sudah tak panas lagi, namun si suster itu bilang obat itu juga berfungsi untuk mengobati tipus anakku. Karena suster itu bilang dokter yang suruh, ya saya percaya,” kata Mairawati.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook