“Kami mulanya mengira Annisa (DMD, red) menikah dengan pria. Ternyata, pasangannya wanita pula. Pantasan dia tidak mengundang kami selaku keluarga dan warga sekitar rumahnya,” ujarnya.
Mulanya, tutur Wati, pernah DMD menyebut dirinya sebagai pria lewat kekuatan spiritual yang dimilikinya. “Saat DMD mengakui kelaminnya berubah, seluruh keluarga besarnya hadir. Termasuk saya. Namun, saya tidak melihat pasti bahwa kelaminnya benar sudah laki-laki,” terangnya.
Wati hanya berharap pernikahan DMD jangan sampai berlangsung. Sebab, bisa merusak citra keluarga dan lingkungan. “Kalau dia menikah bertepatan dengan hari Valentine, Minggu (14/2/2016) mendatang, warga sekitar dan keluarga besar DMD akan tercoreng namanya. BIsa saja pasangan sejenis lainnya mengira di kawasan ini pernikahan pasangan lesbian atau homo sudah dilegalkan,” katanya.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Padang, Japreri menginstruksi penangguhan penikahan tersebut karena melanggar aturan.
“Pernikahan harus ditangguhkan karena meresahkan warga sekitar atau kerabat mempelai,” ujar Japreri.
Sementara Sekretaris Lurah Jati Kotopanjang, Afrizal membantah sudah kecolongan memberikan izin pasangan sejenis menikah. Menurutnya, kepastian DMD adalah seorang wanita didapatkannya lewat data kartu keluarga (KK) pasangan Adrian Asnawi dan Nurismiati itu. (cr3/iil)
Sumber: JPNN
Editor: Hary B Koriun