PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dunia kesenian di Riau harus terus dibangun dengan melakukan sinergitas dengan berbagai pihak. Di tengah pandemi corona (Covid-19) yang belum berakhir, para seniman harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri.
Sayangnya, karena banyak panggung yang menghilang, para seniman berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Secara ekonomi, di masa pandemi, seniman sangat rapuh. Namun, tak banyak yang bisa dilakukan karena bantuan dari pemangku kepentingan, terutama dari pemerintah, tak banyak menggapai semua seniman.
Dalam kondisi yang serbasulit seperti itu, seniman Riau akhirnya membangun wadah, yakni Asosiasi Seniman Riau (Aseri). Wadah ini dibentuk karena wadah seniman yang lain tak bisa berbuat banyak untuk membantu para seniman. Dengan melakukan dialog dan sinergi dengan banyak pihak, pelan-pelan, seniman mulai mendapat perhatian.
Demikian rangkuman dari diskusi akhir tahun yang dilakukan Aseri bertajuk "Aseri Membangun Sinergi". Kegiatan ini diadakan pada Senin (28/12/2020) malam secara langsung di Anjung Seni Idrus Tintin (ASIT) dan juga secara virtual yang diikuti ratusan anggota Aseri di seluruh Riau dengan protocol corona yang ketat.
Ketua Umum Aseri SPN Marhalim Zaini dan Sekum Aristofani Fahmi menjadi pemantik diskusi tersebut. Sementara 11 koordinator daerah (korda) mengikutinya secara virtual. Mereka adalah Fabri Hengki (Korda Kampar), Merlia Atika (Siak), Rhomi AB (Kuantan Singingi), Baharuddin (Bengkalis), M Firdaus Syarif (Dumai), Agus Salim (Rokan Hilir), Ramdani Syami (Indragiri Hulu), Gani Sagu (Kepulauan Meranti), Wahyu Budiman (Rokan Hulu), Srikartini Widya Ningsih (Pelalwan), dan Julax Japun Al Farizhy (Indragiri Hilir).
Di ASIT sendiri, selain Marhalim dan Aristofani, juga hadir Fedli Azis (Wakil Ketua Aseri), Willy Fly (Ketua Bidang Program Aseri), Parlindungan (Ketua Bidang Hukum), Furqon LW (Bendahara Aseri), Bens Sani (Ketua Bidang Kerja Sama Aseri), Paly Lembang (Ketua Bidang SDM Aseri), Rizlina Hanan (Wakil Sekretaris Aseri), Harpina Diansari (Korda Aseri Pekanbaru), dan beberapa pengurus lainnya.
Beberapa perwakilan organisasi mitra Aseri juga hadir dalam diskusi tersebut. Mereka antara lain Rahmi Damayanti Pris dari Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Ahmad Fadli dari Masyarakat Sadar Wisata (Masata), Ronaldi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), serta perwakilan dari Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo), Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), dan yang lainnya.
Dalam acara tersebut juga menampilkan para seniman sebagai pengisi acara, yakni kelompok Musik Sampah, Bunggalau, Sutan Alamanda, Aamesa Aryana, dan Kunni Masrohanti yang tampil dengan bidang seni masing-masing.
Sekum Aseri Aristofani Fahmi dalam kesempatan pertama menjelaskan kronologis perjalanan dari persiapan hingga terbentuknya Aseri pada 27 Juli 2020. Dari keresahan-keresahan karena hancurnya ekonomi seniman akibat pandemi corona dan tak adanya pihak yang berpikir dan membantu, gagasan untuk mendirikan Aseri kemudian muncul.
Kata salah satu personel Riau Ryhtm ini, para pendiri sepakat melupakan segala perbedaan visi mereka dalam berkesenian selama ini dan bersatu untuk memberikan waktunya membangun Aseri. Mereka yang masuk dalam Dewan Pendiri adalah Marhalim Zaini, Iwan Irawan Permadi, Fedli Azis, Aristofani, Rino Dezapati, dan Furqon LW.
"Kami mendirikan, menyosialisasikan, dan membesarkan Aseri dengan visi yang sama, yakni untuk membantu seniman. Alhamdulillah hingga kini sudah lebih 200 seniman bergabung dan bersinergi di Aseri," jelas Aristofani.
Sementara itu Marhalim menjelaskan bahwa berdirinya Aseri bukan untuk menjadi pesaing organisasi seniman yang telah ada. Aseri dibangun, kata Marhalim, untuk memperhatikan seniman yang memang tak ada yang peduli di masa sulit ini.
"Visi awalnya adalah membantu senimannya yang memang sangat kesulitan dalam hal ekonomi. Untuk itulah salah satu hal yang kami lakukan adalah mendirikan UPT Lumpang, lembaga yang khusus mengurus ekonomi seniman dengan mengumpulkan sumbangan para donatur dan langsung menyerahkan kepada seniman yang membutuhkan," jelas penulis buku puisi Jangan Kutuk Aku Jadi Melayu tersebut.
Selain itu, kata dia, Aseri juga membangun kemitraan dengan berbagai pihak, salah satunya dengan BPJS Ketenagakerjaan, agar profesi seniman ini mendapat perlindungan jika terjadi sesuatu.
"Aseri dibangun untuk jangka panjang. Jadi, kami bekerja bukan hanya untuk hari ini, tetapi bagaimana Aseri tetap berdiri tegak membantu seniman sampai kapan pun," jelasnya lagi.
Dalam kesempatan itu, diskusi sekitar kesejahteraan seniman dilakukan dengan melibatkan semua korda yang ada di kabupaten/kota. Hampir semuanya menyatakan siap untuk bekerja keras bersama Aseri di tempat masing-masing.
"Saya berharap bisa bekerja keras untuk Aseri di Pelalawan," ujar Korda Pelalawan, Srikartini Widya Ningsih.
Ronaldi dari HPI berharap pihaknya bisa bekerja sama dengan Aseri. Dia dan para pelaku wisata selama ini mengaku kesulitan ketika para wisatawan ingin berkunjung ke destinasi seni yang ada di Riau karena tidak ada aktivitas seni yang jadwalnya sama dengan kunjungan wisatawan.
"Kami siap bekerja sama dengan Aseri untuk membangun kesenian yang juga bisa dinikmati oleh para wisatawan. Semoga corona cepat mereda dan dunia wisata dan seni bisa hidup kembali," kata Ronaldi.
Hal yang sama juga disampaikan Rahmi Damayanti Pris dari IHGMA. Menurutnya, banyak peluang seniman untuk bisa berkarya di hotel-hotel, baik itu senirupa, musik, tari, dan sebagainya.
"Ke depan mari kita bergandengan tangan untuk membangun sinergi bersama dan saling menguntungkan," ujar Rahmi.
Laporan/Editor: Hary B Koriun