PASAMAN (RIAUPOS.CO) - Untuk turut memeriahkan dan menyemarakkan perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Pasaman, Sumbar yang digelar 21-23 September lalu, penyair Riau turut hadir. Penyair tersebut antara lainKunni Masrohanti, penyair perempuan, pegiat literasi sekaligus penggerak perayaan HPI di Riau bersama Komunitas Seni Rumah Sunting yang dipimpinnya. Perayaan HPI terus dimeraihkan di berbagai wilayah di Indonesia.
Perayaan HPI di Pasaman juga dihadiri berbagai penyair di Indonesia. Seperti dari Palembang, Sumatera Utara (Medan, Padang sidempuan, Pematang Siantar, dll), Riau dan beberapa daerah lainnya.
Rangkaian perayaan HPI Pasaman yang digagas oleh Forum Pegiat Literasi Pasaman ini dilaksanakan hampir satu bulan. Diawali dengan berbagai kegiatan seperti lomba, diskusi, membaca puisi di berbagai kecamatan hingga berakhir pada puncak acara 21-23 September. Acara puncak diawali dengan pembacaan puisi di Taman Equator atau di depan Museum Imam Bonjol sambil menikmati satu hari tanpa bayangan atau pada titik kulminasi. Kegiatan ini dihadiri segenap pejabat Pemkab Pasaman, seniman, budayawan, sastrawan dan segenap masyarakat Pasaman.
Selain membaca puisi, pada Sabtu siaang itu, seluruh penyair dan masyarakat menikmati sensasi berdiri tepat di bawah matahari tapi tanpa bayang. Sambil menunggu tibanya titik kulminasi inilah para penyair membaca puisi. Kunni selain membacakan puisi yag betjudul Tuanku Karena Janji Aku Datang ke Tanahmu,. ia juga menyerahkan buku puisi 999 karya seluruh penyair Riau kepada Bupati serta buku Kunanti di Kampar Kiri hasil antologi puisi HPI Riau Agustus lalu.
’’Perayaan HPI di Pasaman ini yang pertama dan tentunya menambah semarak Festival Equator yang sedang kami laksanakan. Insyaallah ke depan akan dikemas lebih baik. Kehadiran penyair nasional, Riau dan lain-lain sangat menginspirasi, "" ujar Bupati yang diwakili Sekda, M Saleh.
Puisi Pusako Kito adalah tema yang dipilih Arbi Tanjung Ketua Forum Pegiat Literasi Pasaman sebagai pelaksana, tentu didukung segenap dinas dan instansi terkait di Pemkab Pasaman. "Sengaja kami memilih tema ini agar peran puisi bagi kehidupan masyarakat lebih terlihat. Puisi juga bisa merawat cagar budaya dan sejarah yang kita punya, ’’ katanya.
Para penyair yang hadir antara lain. Julaiha Sembiring, Abinya Penyair, Panggabean, Afrion, Ubaidillah Al Ansotri, Sunaryo JW, Yeyen Kiram yang juga konsultan kebudayaan, Ayu Harahap, Siti Maulidina, Forum Literasi Padang Panjang, Pegiat Literasi Pesisir Selatan, dan masih banyak lainnya.
Khusus puncak perayaan HPI ini dilasanakan Forum Pegiat Literasi Pasaman dari pustaka dan komunitas Ladang Raso di Kecamatam Bonjol. Selama tiga hari puncak perayaan, penyair tidak hanya membaca dan menulis puisi, tapi juga menikmati kekayaan budaya sebagai pusako seperti mengunjungi rumah kelahiran Tuanku Imam Bonjol, tugu equator, museum Imam Bonjol, kampung tua Sungai Jantan di Panti, Surau Batu, Ganggo Hilir, dan Rumah Lentera.
’’Virus literasi termasuk melalui perayaan HPI ini, harus kita sebar terus. Saling dukung dan saling isi. Banyak cara yang bisa diperbuat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. dan inilah cara kami, cara puisi, " kata Kunni. (kun)