PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ketua PWI Riau, H Dheni Kurnia, ikut menyayangkan pemindahan yang dilakukan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof Dr Dadang Sunendar MHum, terhadap Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Drs Agus Sri Danardana MHum ke Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Hal itu disampaikan Dheni usai mengikuti acara diskusi sastra dan baca puisi di forum Madah Poedjangga, Sabtu (16/1/2016) malam lalu.
Bukan hendak mencampuri otoritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, namun menurut Dheni, pemindahan tersebut dianggapnya sangat mendadak dan tidak mempertimbangkan hal-hal non-teknis, misalnya tentang masa pensiun Danardana yang tinggal setahun lagi.
"Tinggal setahun lagi sudah pensiun, mengapa harus dipindahkan? Apa yang bisa dilakukan selama satu tahun di Sumbar? Sedangkan di Riau, Pak Danardana memerlukan waktu lama untuk memperbaiki kinerja kantornya," ujar mantan wartawan Kompas ini.
Di luar itu, kata salah satu Komisaris Harian Haluan Riau tersebut, selama lebih 6 tahun memimpin Balai Bahasa Provinsi Riau, Danardana bukan hanya dekat dengan sastrawan, seniman, dan budayawan Riau, tetapi juga dekat dengan kalangan jurnalis dan medianya. Ini terlihat dari keterbukaan Danardana terhadap wartawan, termasuk memberikan ruang kepada wartawan yang ada di Riau untuk melakukan kritik dan masukan terhadap lembaganya.
"Pak Danardana tidak alergi kritik, dan dia terus membina hubungan yang baik dengan para seniman, sastrawan, budayawan, dan media. Mereka respek dengan apa yang dikerjakan Balai Bahasa Riau saat dipimpin Pak Danardana, " jelas lelaki yang pernah meliput saat perang saudara terjadi di bekas Yugoslavia ini.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Agus Sri Danardana (keempat dari kiri) berfoto bersama dengan para pemenang dan juri Gerakan Indonesia Menulis (GIM) beberapa waktu lalu. (BALAI BAHASA RIAU FOR RIAUPOS.CO)
Oleh Danardana, kata Dheni, media-media di Riau dipacu untuk memperbaiki bahasa Indonesianya, yang selama ini tidak dilakukan oleh lembaga lain. Selama kepemimpinan Danardana, Balai Bahasa memberikan penghargaan kepada media di Riau yang menggunakan bahasa Indonesia yang benar, termasuk personal wartawannya yang menulis berita.