DUNIA KARTUN RIAU

Mendunia, Bisa Menjadi Profesi

Seni Budaya | Minggu, 15 Januari 2023 - 11:02 WIB

Mendunia, Bisa Menjadi Profesi
Dhany Pramata saat memperlihatkan salah satu kartunnya yang viral di dunia yang diunggahnya di media sosial, Rabu (12/1/2023). (HARY B KORIUN/RIAU POS)

Meski terkesan tak terlihat, dunia kartun Riau ternyata sudah mendunia. Banyak karya yang viral di dunia. Hanya saja, rege­nerasi berjalan agak lambat.

RIAUPOS.CO - PERKEMBANGAN kartun di Riau cukup menjanjikan. Beberapa kartunis Riau berhasil manggung secara nasional, bahkan dunia. Perkembangan digital dan media sosial membuat penyiaran kartun –juga komik strip--  melampaui batasan ruang yang sebelum ini memang menjadi masalah tersendiri. Dhany Pramata, Furqon LW, atau Eko Faizin, berhasil menembus batas itu.


Dhany Pramata misalnya. Dia kenal dunia kartun dari hobi dari kecil. Belajar secara otodidak. Kemudian masuk di tabloid sekolah di MAN 1 Pekanbaru, menjadi ilustrator, dan membuat kartun. Di sana mulai berproses secara langsung. Awalnya lebih ke kartun opini. Agak serius awal-awalnya. Kemudian saat menginjak bangku kuliah mulai berkembang dengan ikut banyak lomba kartun di bebe­rapa iven. Kemudian tahun 2011 masuk ke Komunitas Si Kari dan ikut dalam penerbitan majalah dan kartun Si Kari. Di sana dia ketemu banyak kartunis, termasuk Furqon LW. Dia dapat banyak pengalaman di majalah, pameran, dan sebagainya.

Sebelumnya Dhany tak terpikir kalau suatu saat hobi ini akan menghasilkan uang. Namun sejak tahun 2012 dia mulai main di Instagram. Sebelumnya di Facebook hanya untuk posting-posting dan senang ketika mendapatkan komentar dan dukungan. Di Instagram, dia  seperti “hijrah”. Di sana, respon netizen luar biasa. Beberapa karya viral, banyak di-share orang lain. Tidak hanya viral di Indonesia, tetapi sampai ke luar negeri. 

Salah satu yang viral adalah karya “Gabut Masa Kecil”. Menurutnya  malah mega-viral karena sampai ke luar negeri. Di akun Instagram @dhanypratama yang punya 106 ribu pengikut, hingga Sabtu (14/1/2022) pukul 14.36 WIB, konten itu sudah disukai 72.272 netizen, dan 1.319 komentar.  Selain akun pribadi tersebut, Dhany juga membuat akun untuk studio dan store, yakni @illustory.id.

 “Gabut Masa Kecil” ini adalah hal-hal yang dilakukan anak-anak di masa lalu (tahun 1990-an), tetapi tak tahu faedah­nya apa. Ini viralanya di banyak negara dan banyak diliput oleh media-media asing seperti dari Spanyol, Inggris, Prancis, negara-negara Arab dan yang lainnya. Dan sampai sekarang masih tetap viral. 

“Konten tentang 1990-an ini spesifik dan ternyata menarik minat banyak orang hingga lintas negara,” ujar Dhany kepada Riau Pos sambil menunjukkan kartun tersebut di gawai miliknya, Rabu (12/1/2023).

Furqon LW
Furqon LW


Konten tentang hal-hal sederhana di tahun 1990-an ini memang menjadi ciri khas karya lelaki kelahiran Air Molek, Indragiri Hulu, 22 Juni 1992 ini. Tidak ada hubungannya dengan viralnya novel dan film Dilan, karena dia melakukannya jauh sebelum itu. Menurutnya, konten seperti ini memang disukai banyak orang. Para kartunis di luar ngeri juga banyak melakukan hal yang sama: tentang masa lalu, dan disukai.

Kartun lain miliknya yang viral hingga keluar negeri adalah bermain mobil-mobilan di mesin jahit merek Singer. Itu pengalaman pribadinya saat di kampung, bermain di mesin jahit warisan neneknya. Ternyata ketika dibuat kartun, viral di banyak negara, terutama negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara, negara-negara Balkan, hingga ke Amerika Latin seperti Argentina, Brazil, dan lainnya.

Banyak karyanya yang viral di berbagai negara yang awalnya mungkin dicomot oleh seseorang dan dimasukkan ke dalam grup atau forum digital asing. Mereka ada yang menghapus namanya dalam karya tersebut dan mengaku miliknya. Tetapi sekarang banyak yang sudah tahu kalau itu adalah karyanya. Masalah pencurian karya kartun sebenarnya terjadi di mana-mana, termasuk di luar negeri.

Salah satu karyanya pernah  dicuri oleh orang Amerika dan ramai di Twitter. Lalu banyak kartunis besar Indonesia keluar dan membela dirinya, bahwa kartun tersebut adalah karya orang Indonesia. Hanya saja banyak yang tak tahu itu karyanya. Ada yang dipotong nama yang tertera di bawah kartun, ada yang diblur, bahkan ada yang dikasih watermark oleh mereka. 

Sebelumnya, kartun opininya juga pernah viral di berbagai media sosial tentang wartawan Riau Pos, Didik Herwanto, yang dianiaya salah seorang anggota TNI AU saat meliput jatuhnya pesawat tempur di Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Oktober 2012. Ketika itu dia merasa takut kalau kartun tersebut akan diper­masalahkan oleh pihak TNI AU.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook