OLEH SHOHEBUL UMAM JR

Narasi Islam Postmodernisme

Seni Budaya | Minggu, 29 November 2015 - 00:33 WIB

Jadi pada dasarnya, ada integrasi antara budaya dan Islam yang demikian intim, sebab tidak mungkin kemudian islam hadir pada satu wilayah tertentu yang tidak mempunyai budaya. Karena Islam tidak akan hadir pada bumi yang tidak mempunyai nilai-nilai budaya, maka dapat dipastikan bahwa islam memiliki integrasi yang demikian penting dengan budaya-budaya lokal, sebagai wahana untuk membiarkan ajara-ajaran Islam  menyatu dengan dimensi kebudayaan dimana Islam hadir.

Dimensi-dimensi kebudayaan yang dahulu mempunyai identitasnya sendiri, yang unik (unique), dan berbeda dari budaya yang lain (distinct), sekarang mulai bersenyawa dengan budaya-budaya global yang termaktub dalam gerakan postmodernisme. Postmodernisme sebagai gerakan budaya, hampir menjadi semacam ideologi yang hampir tidak terkalahkan, setidaknya hingga sampai saat ini. Alih-alih untuk menyentuh realitas prareflektif yang disebut Husserl sebagai lebenswelt (karena realitas manusia sesak dengan realitas yang mengalami abstraksi sedemikian rupa), gerakan postmodernisme tengah membawa manusia pada dimensi ambang-ambang batas kesadaran, yang lebih cenderung pada kehendak-kehendak nafsu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pada titik ini kemudian, islam yang tidak terbatas oleh dimensi ruang dan waktu, hadir sebagai cangkang religius yang memiliki sifat autoritatif dan fleksibel untuk menyelamatkan manusia dari budaya ketakterhinggan itu. Penting kemudian dalam ranah ini, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang didominasi oleh masyarakat Islam, untuk mendudukkan islam dengan nilai-nilai gerakan budaya postmodernisme. pada titik ini pula, Islam ditantang dan dituntut untuk membuktikan sifatnya yang diyakini oleh umat Islam bahwa, Islam melampaui dimensi ruang dan waktu dan Islam akan selalu kontekstual berdiri di tengah budaya macam apapun.

Di tengah gempuran budaya global ini kemudian, berpikir filosofis dalam karangka membangun peradaban islam, memerlukan pemahaman komprehensif tentang integralisme islam dan budaya lokal. Mengingat pluralisme budaya merupakan kenyataan sosial yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Sementara itu, integrasi budaya di dalam kehidupan masyarakat memperlihatkan keadaan yang memperihatinkan, karena pemahaman atas kenyataan kebersentuhan pemikiran barat dan Islam yang terjadi dengan demikian dinamis, tidak mampu dijabarkan dengan baik oleh masyarakat kebanyakan.

Penting kemudian untuk menemukan integrasi antara Islam dengan budaya-budaya yang samasekali penuh dengan nilai-nilai abstraksi ini, dan demikian membuat manusia tercerabut dari akar budayanya sendiri. Krisis diberbagai bidang kehidupan masyarakat merupakan fenomena yang terjadi akibat akumulasi dalam bentuk hedonistik, ketidakperdulian sosial, erosi ikatan kekeluargaan bahkan meluasnya dekadensi moral, merupakan konsekuensi tersendiri yang lahir dari meleburnya budaya lokal dengan budaya-budaya ketidakpastian macam gerakan postmodernisme ini.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook