PASIRPENGARAIAN (RIAUPOS.CO) -- Semburat arunika mulai muncul dari ufuk timur cakrawala. Cahayanya mulai menghangat untuk daerah seperti Kumain, sebuah desa yang berada 100 kilometer arah barat Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau.
Secara administratif, Kumain merupakan sebuah desa yang berada di Negeri Seribu Suluk, Kabupaten Rohul. Letaknya yang sejajar garis khatulistiwa menjadi berkah tersendiri. Pencahayaan matahari dan curah hujan yang cukup telah menumbuhsuburkan tanaman perkebunan, termasuk kelapa sawit.
Pagi itu, mata Tujimin terlihat berbinar. Dia terlihat senang bukan kepalang. Hamparan dedaunan hijau sawit muda miliknya itu tumbuh subur. Jika tidak ada aral melintang, akhir tahun depan, sawit-sawit tersebut akan segera panen. Hamparan sawit yang digadang bakal menjadi pondasi ekonomi keluarga dan bekal pendidikan anak-anaknya.
Tujimin adalah satu dari ratusan transmigran asal Pulau Jawa yang menetap di Desa Kumain sejak 1985. Sedari awal di sana, mereka telah menggantungkan hidup dengan kelapa sawit dan bermitra dengan PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V).
Belakangan, hamparan sawit mereka menurun jauh produktivitasnya akibat usia tanaman yang semakin renta. Beruntung, pada awal 2019, tanaman kelapa sawit di Desa Kumain seluas 697 hektare milik para petani yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) Makarti Jaya, dilakukan peremajaan dengan dukungan penuh PTPN V. Langkah yang merupakan bagian dari Program PTPN V untuk Sawit Rakyat, yang bertujuan meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani.
Petani Digaji PTPN V
Empat tahun menunggu masa tanam hingga panen tiba bukanlah waktu yang singkat. Selama masa tanam, persoalan yang jamak dihadapi para petani adalah hilangnya pendapatan. Bagi sebagian petani yang lahannya lebih luas dan masih memiliki areal produktif, barangkali bukan sebuah masalah. Namun tidak bagi Tujimin dan ratusan petani lainnya di Kumain.
Mereka terancam kehilangan pendapatan selama masa tanam. Persoalan yang juga mendapat atensi PTPN V. Alhasil, perusahaan perkebunan negara di Riau yang terus mencatatkan kinerja positif sepanjang pandemi 2020 ini, tetap melibatkan para petani dalam proses penanaman ulang, pemeliharaan, pemupukan, hingga nanti masa panen tiba.
Sutiman, anggota KUD Makarti Jaya lainnya mengamini. Dia mengatakan selama peremajaan sawit berlangsung, bekerja pada bagian pembibitan. Dengan gaji tetap perbulan.
Chief Executive Officer (CEO) PTPN V Jatmiko K Santosa menjelaskan dalam proses peremajaan sawit, mulai penebangan sawit tua, pembersihan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan, hingga panen, PTPN V langsung melibatkan para petani. Langkah itu ia sebut dalam bagian sistem single management atau sistem manajemen tunggal yang diterapkan PTPN V untuk mengakselerasi program PTPN V Untuk Sawit Rakyat.
"Dalam PTPN V Untuk Sawit Rakyat ada program padat karya. Langsung petani sebagai pekerja di kebunnya sendiri. Sehingga, tidak hanya mendapatkan penghasilan di masa-masa sebelum panen, namun ada transparansi dan transfer pengetahuan juga di sana", kata Jatmiko.
Selanjutnya, pendapatan petani juga terdongkrak dengan produktifitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang tinggi. Pada 2020 ini, rata-rata produktivitas para petani sawit yang bermitra dengan PTPN V ditargetkan mencapai 24 ton TBS per Ha per tahun. Angka itu jauh di atas rerata nasional yang hanya berkisar 19 ton TBS per Ha pertahun. Jatmiko memproyeksikan akan meningkat lagi menjadi 26 ton per hektare pada tahun mendatang.
"Kita berikan jaminan produktivitas. Jika produktivitas sawit mitra berada di bawah standar nasional, kita ganti! 2019 kemarin, produktivitas petani kita mencapai 22 ton TBS per hektare pertahun. Selanjutnya 2020 ini kita harapkan 24 ton dan 2021 mencapai 26 ton per hektar," beber Jatmiko. Hingga tahun 2025 nanti, PTPN V menargetkan dapat melakukan peremajaan sawit rakyat di lahan seluas 28.000 Ha yang terletak di lima kabupaten di Riau.
Kepala Desa Kumain, Darwadi menjelaskan Kumain berkembang pesat menjadi desa yang mandiri secara ekonomi karena keberadaan PTPN V. Sementara, perusahaan juga mendapat hal positif dengan menerima pasokan tandan buah segar (TBS) sawit dari masyarakat untuk memenuhi operasional pabrik kelapa sawit (PKS).
Sejatinya, konsep yang sama tidak hanya diterapkan PTPN V di Desa Kumain, namun di seluruh lahan petani plasma yang tengah diremajakan oleh Perusahaan. Pada 2020 ini, PTPN V memasang target 5.400 hektare sawit rakyat. Hingga kini, tak kurang 33 KUD telah bergabung bersama PTPN V dengan total lahan perkebunan sawit yang diremajakan mencapai 11.531 hektare.(eca/ifr)