PASIRPENGARAIAN (RIAUPOS.CO) - Hari ini, Rabu (12/10), Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dan masyarakat Rohul merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-23. Peringatan hari jadi tahun ini, mengambil tema "Bersatu Semakin Kuat, Maju Semakin Cepat".
Tema ini memberikan inspirasi semangat kebersamaan, memperkuat persatuan dan kesatuan, kekompakan dari seluruh elemen dan komponen masyarakat untuk bersama-sama dalam rangka mempercepat kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang dijuluki Negeri Seribu Suluk.
Tentunya di tahun kedua masa kepemimpinan H Sukiman dan H Indra Gunawan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Rohul, sekaligus tahun kelima dipercaya sebagai pemimpin negeri ini, mengimbau seluruh elemen dan komponen masyarakat untuk menyatukan tekad dan langkah bersama dengan semangat bersatu mewujudkan visi dan misi Kabupaten Rohul.
Visi Pemkab Rohul adalah terwujudnya Kabupaten Rokan Hulu yang lebih maju dan berdaya saing dalam keragaman adat dan budaya berdasarkan nilai agama menuju masyarakat sejahtera.
Bupati Rohul H Sukiman menyebutkan, secara filosofis konsep bersatu bermakna saling mengakui dan menghormati keberadaan, potensi, peran dan kiprah masing-masing. Wujud dari pengakuan ini adalah terbangunnya semangat toleransi sesama warga masyarakat yang berbeda-beda, namun hidup dan berkembang dalam satu daerah yang sangat dicintai yakni Kabupaten Rohul.
Perbedaan itu menjadi simbol kekuatan bagi Pemkab Rohul dalam melaksanakan roda pemerintahan dan pembangunan daerah. Baik dari manapun asal dan keturunan, apapun keyakinan, bahasa, adat, dan budaya. "Tapi yang harus dijunjung bersama adalah hidup dan bekerja di Kabupaten Rohul dan kita memiliki kesempatan yang sama untuk berperan, berkiprah, dan memberikan kontribusi sesuai dengan potensi dan profesi kita masing-masing," sebutnya.
Mantan Dandim Indragiri Hilir itu menegaskan, bersatu juga berarti mampu menggabungkan kekuatan dan kesamaan dan tidak mempertajam perbedaan. "Kita yakin menjadi semakin kuat ketika mampu membentuk dan membangun sinergi. Sebab, kita tidak mungkin membangun daerah ini ketika kita memiliki pikiran sendiri tanpa bersatu, baik dalam satu institusi maupun antarinstansi," jelasnya.
Makna selanjutnya dari konsep bersatu itu, lanjutnya, kolaborasi yakni kerja sama yang intensif dengan memadukan semua potensi kolektif dalam mencapai muara atau tujuan yang sama. Dalam konteks saat ini, perlu disadari dalam membangun daerah memerlukan kemampuan untuk mengembangkan kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dalam skala lokal, regional maupun nasional.
Sebab, sejarah kemajuan dan kebesaran peradaban bangsa manapun daerah, terbentuk karena terbangunnya kekuatan persatuan dan kesatuan. "Dalam konsep membangun persatuan dan kebersamaan tersimpul makna bahwa kalau ada mungkin komponen yang terkesan alergi dalam membangun kekompakan atau sinergi dan memandang negatif ketika ada karya bersama yang dibanggakan sebagai bentuk pencarian kembali identitas dan eksistensi daerah ini.
"Yakinlah cepat atau lambat mereka akan tergusur dalam putaran waktu, dan sejarah akan mencatat mereka sebagai bagian dari kafilah yang sekadar berlalu menghabiskan waktu tanpa pulang membawa hasil," tegasnya.
Bupati dua periode itu menjelaskan, sejak lima tahun kepemimpinannya yang pertama dan dua tahun periode kedua pemerintahannya, ia bertekad untuk memulai lembaran pemerintahan dan pembangunan dengan spirit bersama untuk bangkit dengan mengajak semua pihak menambah laju atau kecepatan dalam bekerja dan membangun daerah ini.
Tentunya dengan merubah paradigma berpikir dengan selalu mengingatkan pada satu kata kunci kemajuan.Karena disadari paradigma atau cara memandang kehidupan akan sangat menentukan arah dan orientasi dalam bekerja dan membangun Rohul.
Karena itu, sebagai konsekuensi logis sangat diperlukan kemampuan yang cerdas dan cermat dalam memandang diri dan lingkungan, mengenali kemampuan dan kelemahan yang dimiliki, mendayagunakan potensi dan kesempatan yang ada.
Sehingga dapat mendorong dan memotivasi dari seluruh pemangku kepentingan daerah untuk berpacu membangun dengan bekerja cepat, lebih cerdas, dan giat dalam berbagai sektor.
Sukiman pernah terjun berjuang langsung di Timor Timur tahun 1976 dan mendapatkan Bintang Kejora dan Legiun Veteran Republik Indonesia. Ia memiliki konsep kepemimpinan atas tiga dasar. Pertama, bahwa kekuasan bersumber dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Mengingatnya menjalankan kepemimpinan, merupakan suatu ibadah.
Kedua, kekuasaan yang dimiliki merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga dirinya meyakini, apabila Allah menghendaki kekuasaan itu untuk dirinya, tidak ada sesuatu pun makhluk yang menghalangi. Namun apabila kekuasan itu mau dicabut, tidak ada pula sesuatu makhluk yang dapat menghalanginya.
Ketiga, berusaha semaksimal mungkin apa yang dilaksanakan dalam kepemimpinannya memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Bupati menjelaskan, perkembangan pembangunan Kabupaten Rohul secara makro hingga tahun 2022. Berdasarkan kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rohul, menunjukkan tren pembangunan yang meningkat, mesti belum dapat dikatakan signifikan.
Seperti pertumbuhan ekonomi Tahun 2020 sebesar 1,52 persen, dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 4,98 persen. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2020 sebesar 4,42 persen menurun pada tahun 2021 menjadi 2,25 persen. Kemudian tingkat kemiskinan tahun 2020, 10,31 persen, naik tipis pada tahun 2021 menjadi 10,40 persen.
Selanjutnya indek pembangunan manusia (harapan hidup) Kabupaten Rohul tahun 2020, berusia 69,38 tahun meningkat menjadi 69,67 tahun pada tahun 2021. Sementara pendapatan per kapita masyarakat pada tahun 2020, 64,53 juta per kapita per tahun meningkat pada tahun 2021 menjadi 73,98 juta per kapita pertahun.
Dini rasio (kesenjangan antara kaya dan miskin) semakin kecil, pada tahun 2020 adalah 0,314 sementara pada tahun 2021 menjadi 0,296. Khusus masalah kemiskinan, diakuinya, penanggulangan itu tetap dilaksanakan dari tahun ke tahun. Dengan hasil menunjukkan kemajuan walaupun belum signifikan.
Sukiman menegaskan, sesuai program nasional dan Provinsi Riau, mulai tahun ini melaksanakan penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan bersinergi dari pusat hingga ke daerah. Karena didukung oleh regulasi dan komitmen dari pemerintah pusat secara serius dengan arah dan program kegiatan yang jelas. Ditambah dengan kelengkapan data sasaran yang jelas sebagai objek penanggulangan kemiskinan itu.
Apalagi penanggulangan kemiskinan ekstrem yang harus tuntas pada tahun 2024 mendatang. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab bersama untuk menyukseskannya. Sekaligus menjadi modal bagi daerah dalam rangka lebih fokus penanggulangan kemiskinan ke depan. Begitu pula dalam pelaksanaan pemerintahan secara umum dapat berjalan cukup memuaskan. Hal ini terbukti, dengan berhasilnya Pemkab Rohul pada tahun 2021 menjalankan anggaran tanpa defisit dan mendapatkan dana insentif daerah (DID) sebagai penghargaan dari pemerintah pusat tahun 2022.
Memperoleh wajar tanpa pengecualian (WTP) yang ke-4 kalinya di masa kepemimpinannya. Puncaknya, Pemkab Rohul memperoleh penghargaan maturitas penyelenggaraan sistem pengawasan interen pemerintah level 3 tahun 2020, apresiasi monitoring center for prevention (MCP) tahun 2021, Apresiasi Penilaian Integritas (SPI) tahun 2021 dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia.
"Khusus apresiasi MCP Kabupaten Rohul, satu-satunya kabupaten yang mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut di Provinsi Riau dengan nilai rata-rata diatas nasional," katanya.
Kemudian di bidang ekonomi, Bupati mengaku tetap menggalakkan dan mengembangkan serta mendorong perkembangan industri kecil menengah (IKM) dan usaha kecil mikro menengah (UMKM) untuk menggairahkan ekonomi masyarakat, termasuk kelembagaan Bumdes (badan usaha milik desa).
Khusus di bidang ekonomi ini, pemerintah daerah pantas memberikan apresiasi kepada perusahaan umum daerah (Perumda), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang selama ini tidak menampakkan geliatnya, namun 2 tahun terakhir sudah memberikan deviden kepada Pemkab Rohul.
Sementara di bidang sosial, agama, adat dan budaya, lanjutnya, tetap menumbuh kembangkan suasana kerukunan, keamanan, kenyamanan, dan toleransi ditengah masyarakat yang heterogen, sesuai dengan ciri khas masyarakat Rohul yang religius.
Sukiman berharap melihat pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan selama 23 tahun, Kabupaten Rohul berdiri . Terlepas dari pada kelemahan dan keunggulan yang diperoleh, salah satu poin penting yang harus dipegang saat ini dan ke depan adalah bagaimana merajut persatuan dan kesatuan di tengah kehidupan masyarakat yang heterogen agar semangat daya juang dan spririt membangun negeri ini lebih kuat ke depan dalam rangka memajukan daerah dan menyejahterakan masyarakat.
Selain itu pelaksanaan pembangunan yang telah dimulai 5 tahun terakhir adalah bagaimana, baik dari sisi daerah maupun masyarakat. Memperoleh pemerataan dalam pelaksanaan pembangunan, baik domisili di desa maupun di kota yang disesuai dengan porsinya masing-masing. Oleh sebab itu, tambahnya, konsep pembangunan yang dilaksanakan berorientasi kepada desa dan pemberdayaan masyarakat di bidang UMKM dan IKM yang berada di desa. Sebab dapat mendongkrak kemajuan daerah dari bawah.
Kemudian di sisi lain pembangunan berusaha memberikan stimulan dan dorongan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan masyarakat yang berada di perkotaan sehingga terjadi perpaduan kekuatan antara desa dan kota.
"Sesuai dengan motto dalam visi dan misi kita, membangun desa menata kota. Saya atasnama pribadi, keluarga, dan masyarakat serta Pemerintah Kabupaten Rohul mengucapkan selamat HUT ke 23 Kabupaten Rohul. Semoga apa yang menjadi cita para pejuang dan pendiri serta masyarakat Rohul terwujud," tuturnya.(adv/epp)