ROKANHILIR (RIAUPOS.CO) - Peretasan jaringan berbasis online atau serangan siber cukup rawan terjadi. Tak terhindarkan, bahkan sejumlah kementerian/lembaga pemerintah juga pernah menjadi korban peretasan.
Hal sama terjadi untuk sejumlah website milik Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Di mana, beberapa website Pemda Rohil tersebut sempat mengalami maintenance dan tak dapat diakses oleh masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfotiks) Rohil Indra Gunawan SE MH, Senin (6/3).
Indra menerangkan, seiring meningkatnya serangan hacker tersebut, beberapa website milik Pemda Rohil seperti website PPID, LPSE, Dinas Kesehatan serta website Pemkab Rohil dalam data juga sempat ditempel dengan situs judi online bahkan sempat tidak tidak dapat di akses atau maintenance.
"Beberapa website kita juga sempat mengalami gangguan bahkan tidak dapat diakses oleh masyarakat. Sejak bulan November 2022 kemarin sebenarnya sudah mulai di serang oleh hacker bahkan se-Indonesia," katanya.
Untuk menangani persoalan tersebut, lanjut Indra, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Pengelola Domain Indonesia (PANDI), serta Badan Siber Sandi Negara di bawah naungan Kementrian Kominfo.
"Jangan sampai masyarakat menilai Kominfo Rohil menutup diri dari masyarakat, beberapa website Pemda Rohil yang sempat maintenance karena serangan hacker, kita sangat terbuka untuk itu bahkan pak bupati telah meraih penghargaan," terangnya.
Seiring dengan meningkatnya serangan hacker tersebut, Kadiskominfotik meminta kepada seluruh OPD agar lebih aktif melakukan back up data yang ada di dalam website secara rutin.
"Karena begitu masuk serangan dan ada laporan dari OPD maka akan langsung kita lakukan pembersihan dan itu bukan sebentar, begitu bersih kemudian kita di serang lagi sehingga kita juga sangat di pusingkan dengan hacker ini karena kita tidak bisa berbuat banyak," katanya.
Indra Gunawan menambahkan, hacker menggunakan teknik brute force yang di mana metode peretasan yang menggunakan trial and eror untuk memecahkan kata sandi, kredensial login, dan kunci enkripsi.
"Peretas mencoba mengirimkan banyak kata sandi atau frasa sandi dengan harapan dapat menebak dengan benar sehingga kita meminta kepada seluruh OPD untuk terus waspada," katanya.(gem)
Laporan ZULFADLI, Bagansiapiapi