PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berkunjung ke Provinsi Riau, Rabu (30/8). Mantan Menteri Perhubungan itu melihat proyek pemenuhan energi kelistrikan bagi masyarakat. Khususnya di wilayah perbatasan. Jonan tiba di Pekanbaru Selasa (29/8) malam. Dia didampingi anggota DPR RI Dapil Riau Jon Erizal. Jonan disambut langsung Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman di VIP Lancang Kuning Bandara SSK II Pekanbaru. Menginap semalam di Pekanbaru, kemarin pagi langsung menuju Rupat, Kabupaten Bengkalis menggunakan helikopter. Namun helikopter akhirnya gagal mendarat.
“Kami sudah hampir mendarat, tapi karena bekas hujan, maka lapangan (di Rupat, red) yang dipakai becek. Jadi kami turun di Dumai saja,” kata Jonan kepada Riau Pos kemarin.
Jonan mengaku, kunjungannya ke Riau fokus soal kelistrikan. Ia juga didampingi Direktur PLN dalam kunjungan kemarin. Mengapa memilih berkunjung ke Rupat, sementara masih ada 200 lebih desa di Riau yang belum tersentuh listrik? Menurut Jonan, seluruhnya sedang diupayakan agar teraliri melalui program pemerintah lewat proyek strategis kementerian/lembaga. “Termasuk di Riau. Sedang kami upayakan, sebagai bagian jaringan transmisi Sumatera. Dibangun pelan-pelan,” ujar Jonan ditemui Riau Pos jelang bertolak kembali ke Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin.
Mengenai Rupat, menurutnya memang di sana terdapat sekitar kurang lebih 12 ribu KK yang perlu listrik. Hingga kondisi existing terkini, baru 9 ribu yang sudah mendapatkan layanan.
“Masih kurang 3.000 KK lagi. Untuk memenuhi itu, kami tarik kabel untuk tegangan menengah dan rendah melalui bawah laut dari gardu induk Dumai,” paparnya.
Jonan komit program tersebut tuntas sebelum akhir tahun ini. Kemudian juga dalam kunjungan kemarin, mengupayakan sumur bor untuk air bersih di wilayah destinasi wisata tersebut.
Sementara mengenai kelistrikan, dengan menarik kabel bawah laut dari Dumai, maka kapasitas untuk 3.000 KK tersebut dipastikannya sudah tersedia. “4,8 MW targetnya. Memang di sana (Rupat, red) tidak mudah dijangkau dengan transportasi. Salah satu daerah perbatasan juga,” sambungnya.