PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Wabah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia selama dua tahun belakangan ini telah mengubah hampir seluruh perilaku manusia, baik dalam belajar, bekerja maupun dalam melaksanakan aktivitas lainnya.
Dalam bidang pendidikan, telah terjadi perubahan pola dan sistem pembelajaran, yakni dari pertemuan tatap muka, menjadi pertemua jarak jauh, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Penerapan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir atau memakai hand sanitizer, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Semua itu adalah untuk menekan penyebaran virus Covid-19.
Meski begitu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Kamsol, mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tetap berkomitmen untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat.
Hal itu dibuktikan dengan mengalokasikan anggaran bantuan sosial pendidikan bagi 2.684 mahasiswa kurang mampu, beasiswa pendidikan program Bidikmisi bagi 2.400 mahasiswa, dan beasiswa berprestasi jenjang S1, S2 dan S3 bagi 3.400 mahasiswa yang menempuh pendidikan di dalam dan luar negeri.
"Beasiswa berprestasi ini juga diperuntukkan bagi penghafal Al-Quran atau tahfiz,” kata Kamsol dalam acara Bedah Kampus Universitas Diponegoro di Hotel Pangeran Pekanbaru, Ahad (30/1).
Pendidikan, kata Kamsol, merupakan kunci utama bagi suatu negara untuk mengasah sumber daya manusia dan mewujudkan kesejahteraan nasional. SDM yang cerdas dan berkarakter, sebutnya, merupakan suatu prasyarat dalam terbentuknya peradaban yang tinggi.
"Untuk itu, belajarlah, karena dengan belajar kita bisa mengubah peradaban dunia,” ungkap Kamsol.
Kamsol juga mengajak perusahaan-perusahaan di Riau untuk turut berpartisipasi melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) di bidang pendidikan.
Kamsol juga mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, seperti merombak kurikulum menjadi kurikulum merdeka, menyelenggarakan beberapa kegiatan prestatif, dan kegiatan penunjang lainnya.
"Di Provinsi Riau, agar anak-anak mendapatkan pendidikan dan merasakan dunia sekolah juga telah ada sekolah terbuka. Untuk itu, belajarlah, karena dengan belajar kita bisa mengubah peradaban dunia,” ungkapnya.
Lebih jauh Kamsol menyampaikan, berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2019, jumlah angkatan kerja Provinsi Riau sebesar 3,18 juta jiwa, dan hanya 14 persen atau 448 ribu jiwa yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Menyadari kondisi tersebut, maka Pemprov Riau menetapkan misi pertama tahun 2019-2024, "Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Beriman, Berkualitas, dan Berdaya Saing Global melalui Pembangunan Manusia Seutuhnya.”
"Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing, melalui peningkatan derajat pendidikan masyarakat,” ucap Kamsol.(sol)