Bupati Apresiasi Eksistensi Suku Banjar

Riau | Senin, 29 Juli 2019 - 11:10 WIB

Bupati Apresiasi Eksistensi Suku Banjar
HALALBIHALAL: Bupati Inhil HM Wardan, Wabup Inhil H Syamsuddin dan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor serta tokoh masyarakat Suku Banjar saat malam halalbihalal di Tembilahan, akhir pekan kemarin.(HUMAS PEMKAB INHIL)

(RIAUPOS.CO) -- Bupati Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan mengapresiasi eksistensi masyarakat suku banjar, karena telah cukup banyak berkontribusi terhadap pembangunan di daerah itu.

“Kemajuan pembangunan tidak terlepas dari peran dan sumbangsih suku Banjar yang ada di sini,” ungkap Bupati Inhil HM Wardan dalam sambutannya saat halalbihalal yang  diselenggarakan Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Inhil, akhir pekan kemarin.


Halalbihalal yang juga dihadiri Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Sahbirin Noor dan Istri Hj Raudatul Jannah juga dihadiri Danrem 101/Antasari Kolonel Inf Mohammad Syech Ismed.

Menurut Bupati, sudah banyak sumbangsih dari warga Suku Banjar dalam pelaksanaan pembangunan. Selama perjalanan pembangunan hampir pada seluruh sektor tidak terlepas dari peran aktif serta Suku Banjar.

Besarnya sumbangsih tersebut, juga berbanding lurus dengan besarnya jumlah masyarakat Suku Banjar yang ada Kabupaten Inhil. Seperti di Kecamatan Tembilahan, terdapat 48 persen warga Suku Banjar atau hampir separuh dari total keseluruhan masyarakat yang ada di sana.

Lebih lanjut, Bupati mengatakan, kedatangan Gubernur Kalimantan Selatan ke Kabupaten Inhil merupakan bagian dari upaya untuk mempererat hubungan masyarakat Kabupaten Inhil, khususnya masyarakat Suku Banjar dengan keluarga besar Banjar di Kalimantan Selatan.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengungkapkan, bahwa dirinya memiliki ikatan batin yang kuat dengan masyarakat Kabupaten Inhil, terutama Suku Banjar. Dia mengaku Inhil seperti kampung halaman sendiri. 

“Datang ke Kabupaten Inhil sama rasanya seperti pulang kampung,” tegas Sahbirin Noor.

Ditambahkannya, masyarakat Suku Banjar merupakan masyarakat yang damai dan rukun. Karena masyarakat Suku Banjar senantiasa memegang teguh semboyan Di Mana Bumi Pijak di Situ Langit Dijunjung.

“Semboyan inilah yang membuat Suku Banjar menjadi suku yang rukun dan damai,” paparnya.

Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah Suku Banjar yang sekilas diceritakan oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor. Salah satu adalah mengenai banyaknya ulama Suku Banjar yang turut mensyiarkan Islam dan terlibat langsung dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook